yee,,,lulus,,!!!", teriakku ketika melihat papan pengumuman dan melihat ada namaku disana.
"May,,kita semua lulus,,horee,,", teriak Novi kegirangan.
"asiik,,", aku juga sangat girang. Akhirnya, 3 taun sekolah di SMA
sudah selesai kulalui tanpa masalah. Aku, Novi, Nita, Mala, dan semua
anak-anak lainnya lulus 100 %, tak ada satu pun yang tidak lulus. Masih
dalam keadaan girang, aku memeluk Novi dengan erat sehingga payudara kami saling tertekan.
"Nov,,jalan-jalan yuk,,", ajakku setelah melepas pelukan terhadap Novi.
"boleh,,jalan-jalan kemana?".
"kemana kek,,ajak anak-anak IPA yang lain yuk sekalian,,".
"bole,,bole,,tapi jalan-jalan kemana?".
"ke Ancol aja yuk,,", kataku.
"ok,,", jawab Novi. Lalu kami mulai menelpon kemana-mana hingga semua
anak IPA sudah kami telpon dan semuanya setuju ikut, jam 12 siang kami
berkumpul di samping SMA ku. Aku datang bersama Novi dan melihat sudah
banyak berjejer mobil, setelah menunggu sekitar 20 menit, kami semua
berangkat ke Ancol, aku & Novi ikut mobil Eli bersama Fikar, Noy,
Mia, dan Hendrik.
"Li,,sori yee ngerepotin nih,,", kataku.
"ah,,nggak apa-apa kalii May,,", jawab Eli.
"tau nih,,maap ya Li", tambah Novi.
"nyantai aja May,,Nov,,si pet mah gak ape-ape,,iye gak pet,,", balas Noy.
"yoi,,santai aje".
"nyok ah,,berangkat", Mia tiba-tiba berbicara.
"nyook,,", balas Noy. Kami akhirnya berangkat dan berjalan
beriring-iringan dengan mobil anak-anak 26 yang lain. Kami berjalan ke
Ancol secara konvoi, sangat seru sampai-sampai aku ingin teriak.
"Kar,,lo diem aje,,kenape lo?", tanya Eli.
"males,,", jawab Fikar. Eli bertanya karena Fikar tidak berbicara
sedangkan yang lain sibuk tertawa bersama-sama. Akhirnya, kami sampai di
Ancol, tapi kami ke Dufan terlebih dahulu. Kami bergila-gilaan di
Dufan, sangat seru, baik IPA 1, IPA 2, maupun IPA 3 bercampur menjadi
satu sehingga semakin gila saja acara di Dufan. Aku, Novi, Nita, dan
Aini naik arum jeram. Ngantrinya tidak terlalu lama karena untungnya
Dufan sedang sepi sehingga di setiap wahana, kami semua tidak mengantri
lama-lama.
Akhirnya tiba giliranku, Novi, Aini, Uwi, Momon, dan Nita yang naik arum jeram.
"wuhuu,,", teriakku ketika perahu karet kami terombang-ambing sehingga
baju kami semua terkena air. Tak lama kemudian, perahu kami sampai di
tempat finish, ada yang menunggu perahu kami yaitu staff Dufan. Orang
itu tertegun melihat kami yang berbasah-basahan, apalagi payudaraku,
Uwi, dan Novi tercetak jelas di baju. Aku sempat melihat orang itu
menelan ludahnya.
"makasih ya mas,,!!", kataku sambil
melemparkan senyum karena dia memegangi perahu karet kami ketika satu
per satu dari kami turun dari perahu karet.
"....oh iya", jawabnya setelah dia bengong sebentar. Kami keluar dari situ.
"eh,,tau gak,,tadi mas-masnye bengong ngeliat kita", kata Uwi.
"iya,,gue juga ngeliatin toket Maya, Novi, ama lo Wi", kata Aini.
"yang bener lo?", tanya Novi.
"iyaa,,malah gue liat ampe nelen ludah,,", tambahku.
"haha,,lo si Wi,,toket lo montok banget sih", ejek Momon sambil menepuk pelan payudara Uwi.
"apaan si lo,,Mon..", balas Uwi.
"ganti baju yok ah,,", kata Novi.
"ok,,", kami semua setuju untuk berganti baju cadangan. Kami semua
masuk ke kamar mandi sambil membawa baju. Di kamar mandi, kami semua
membuka baju kami masing-masing sehingga kami semua hanya tinggal
menggunakan tank top. Uwi melepas tank topnya karena tank topnya juga
basah kuyup karena itu kami semua bisa melihat payudara yang kencang,
padat, dan kenyal.
"Wi,,kok toket lo bisa bagus banget sih?", tanyaku.
"ada deh,,mau tau aja nih Maya,,", balas Uwi.
"yee,,Uwi pelit,,".
"kenapa May? lo penasaran ama toketnye Uwi? pegang aje,,", kata Momon
sambil meremas-remas kedua buah payudara Uwi dari belakang.
"Mon,,jangan,,Mon,,", kata Uwi sambil mencoba menjauhkan tangan Momon.
"enak lho megangin toketnye Uwi", kata Momon sambil terus meremas-remas dan sesekali memelintir puting Uwi.
"Mon,,udeh lo jangan,,kasian si Uwi", kata Novi.
"iya deh,,", Momon melepaskan tangannya dari payudara Uwi. Kami pun
melanjutkan berganti baju, setelah itu kami keluar dari kamar mandi dan
bertemu dengan teman-teman yang lain.
Kami
bermain-main dan menaiki setiap wahana di Dufan hingga pukul 4 sore,
setelah itu kami berangkat lagi dari Dufan ke Ancol, tepatnya Pantai
Ancol untuk melihat matahari terbenam. Kami benar-benar terkesima
melihat saat-saat matahari terbenam karena sangat indah, apalagi jika
bersama teman-teman, it was unforgetable moment. Setelah matahari sudah
terbenam, kami melanjutkan dengan makan di restoran yang ada di dekat
pantai. Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, kami berangkat pulang.
"Li,,gue ama Novi ikut mobil lo lagi yaa,,boleh gak?", tanyaku.
"bolee kok May,,", jawab Eli. Di dalam mobil Eli sama seperti tadi, di
perjalanan, satu per satu mulai turun hingga tinggal aku dan Novi. Tak
lama kemudian, Novi pun turun sehingga tinggal aku berdua saja dengan
Eli.
"May,,lo mau turun dimane?".
"eemmm,,kalo nganterin ampe rumah gue,,mau gak Li?".
"mmm,,gimane yee,,".
"please Li,,soalnye gue takut pulang malem-malem sendirian,,ya,,ya?".
"ok deh May,,kasian juga ngeliat cewek kayak lo pulang malem sendirian,,".
"thank's banget ya Li,,". Lalu Eli mengemudikan mobilnya untuk
mengantarku pulang. Tak beberapa lama, ketika tinggal beberapa puluh
meter lagi, ban mobil Eli pecah sehingga lama kelamaan mobil Eli
berkurang kecepatannya hingga berhenti tepat di depan rumahku.
"waduh Li,,ban lo kempes tuh..", kataku sambil menunjuk ban mobil Eli yang kempes.
"waduh,,gimana nih,,deket sini,,ada bengkel gak,,May?".
"ada sih,,tapi,,kayaknya udah tutup,,udah jam segini soalnya,,", kataku
sambil berjalan ke arah kertas yang tertempel di pintu rumahku.
"yah,,gimana donk? bisa mampus gue,,", kata Eli panik.
"gini aja Li,,kalo lo nginep di rumah gue aja dulu gimana?".
"lah,,gak ape-ape May? tar bokap sama nyokap lo apa gak marah-marah?".
"nah,,itu dia,,keluarga gue pada pergi semua,,gue takut sendirian,,".
"tapi lo gak takut kalo gue nginep di rumah lo?".
"takut kenapa? emang lo mau ngapain gue?".
"ya,,nggak ngapa-ngapain juga sih,,kali aja gitu,,lo takut,,".
"nggak lah,,gue pecaya kok ama lo,,Li,,", jawabku.
"ok kalo gitu,,gue numpang nginep di rumah lo dulu ya, May".
"okeh,,okeh,,yuk masuk", ajakku.
"bentar,,gue mau nelpon bokap dulu". Aku membuka pintu dengan kunci
yang disimpan di bawah keset sementara Eli menelpon ayahnya. Setelah Eli
mendapat izin dari ayahnya untuk menginap, dia mengunci mobil dan
menyalakan alarm mobilnya.
"yuk,,Li,,masuk,,".
"okeh,,", jawab Eli. Kami masuk ke dalam rumahku, kusuruh Eli duduk sementara aku pergi ke dapur untuk membuat minuman.
"nih Li,,diminum dulu", aku menunduk di depan Eli sehingga mungkin
payudaraku bisa terlihat karena kaosku yang longgar. Eli sempat bengong,
tapi aku tetap tidak sadar kalau Eli bisa melihat payudaraku dengan
jelas.
"mmaa,,makasih,,May", jawab Eli gugup. Lalu kami
mengobrol sambil meminum minuman yang sudah tersedia, tak sengaja aku
melihat Eli mencuri-curi pandang ke arah payudaraku, tapi aku tak
terlalu memikirkannya.
"Li,,bentar ya,,gue mau mandi dulu ya,,".
"okeh,,May", jawab Eli. Aku pergi ke kamar untuk mengambil baju, lalu
ke kamar mandi. Aku membuka seluruh pakaianku hingga tidak ada sehelai
benang lagi yang menutupi tubuhku. Biarpun kulitku tidak putih mulus
melainkan coklat dan juga tubuhku kecil, tapi tubuhku sintal dan boleh
dibilang sangat berisi sehingga banyak lelaki yang ingin menyentuh
tubuhku. Belum lagi payudaraku 32 C yang padat dan kenyal juga pantatku
yang padat & kenyal, aku yakin pasti banyak lelaki akan berusaha
mati-matian untuk menyentuh tubuhku. Aku mengguyur tubuhku dan mulai
menyabuni seluruh bagian tubuhku mulai dari kaki hingga ke leherku yang
menyebabkan tubuhku terlihat berkilauan karena tubuhku yang berlumuran
sabun disinari cahaya. Aku asyik menyabuni diriku, setelah selesai
menyabuni diriku sendiri, aku membilas tubuhku dengan air.
"seger banget,,", desahku. Kini, aku membilas rambutku lalu mulai
bershampo ria hingga rambutku tertutup shampo, kemudian aku membilas
kepalaku.
Ketika aku ingin menyabuni vaginaku dengan
sabun khusus yang biasa kupakai, tiba-tiba ada yang menyergapku dari
belakang dan langsung meremas-remas payudaraku.
"jangaannhhh,,,", desahku ketika payudaraku terus diremas-remas perlahan
tapi kencang. Seseorang itu kini memainkan putingku, menyentil-nyentil
putingku sehingga yang tadinya aku ingin berontak lama kelamaan aku
mulai membiarkan orang itu memainkan kedua buah payudara dan kedua
putingku. Aku sadar kalau ada yang di rumah ini hanyalah aku dan Eli.
"Liii,,,jangannn,,,!!!", teriakku. Eli tidak mengindahkanku dan terus
meremas-remas payudaraku yang sekal. Tidak hanya memainkan payudaraku,
Eli menciumi leherku membuatku semakin hilang rasa cemasku dan berganti
menjadi hawa nafsu yang semakin tinggi.
"Li...mmmhhh,,,", aku
sekarang malah mendesah karena sudah larut dalam hawa nafsu. Eli
menggerakkan tangan kanannya turun mengelus perutku dan terus turun
hingga menyentuh daerah vaginaku. Spontan, aku menggeliat ketika
telunjuk Eli menyentuh klitorisku.
"ouummm,,,",
erangku pelan. Eli terus mengelus-elus klitorisku dengan jari telunjuk
tangan kanannya sementara tangan kirinya sudah menyusul karena Eli sudah
mengitari sekeliling bibir luar vaginaku, dia elus lembut daerah
selangkanganku membuat diriku semakin mabuk kepayang.
"terusshhh,,,Li,,", kataku yang tanpa sadar sekarang malah tidak ingin
Eli berhenti memainkan vagina serta klitorisku. Aku tidak tau harus
berbuat apa-apa dengan kedua tanganku jadi, aku memeluk leher Eli yang
ada di belakangku, dan Eli terus menciumi serta mencupangi leherku.
Setelah puas hanya mengelus-elus bibir luar vaginaku, Eli menempatkan
jari tengahnya di depan lubang vaginaku. Eli mulai memasukkan tengahnya
ke dalam lubang vaginaku dengan sangat perlahan, aku hanya bisa menutup
mata dan mendesah sedikit ketika jari tengah Eli menerobos masuk lubang
vaginaku. Eli mulai menggerakkan jarinya keluar masuk vaginaku, nafasku
semakin berat dan memburu karena nikmat yang tiada duanya.
Selain itu, kakiku serasa mati rasa dan lemas sehingga aku semakin
mengencangkan rengkuhan tanganku di leher karena takut kehilangan
kendali atas tubuhku sendiri. Eli menghentikan gerakannya sehingga aku
bisa mengambil nafas sejenak.
"hhhh,,,", bunyi embusan nafasku
yang berat. Kini, Eli malah memasukkan jari telunjuknya ke dalam
vaginaku sehingga 2 jari Eli berada di dalam vaginaku. Eli memulai lagi
aktivitasnya yaitu mengocok vaginaku dan Eli juga masih asik memainkan
klitorisku.
"oohh,,oohh,,oouuhhh", desahku karena aku mencapai
klimaks sehingga cairanku mengalir dari vaginaku tapi tertahan oleh 2
jari Eli.
"sory banget May,,gue ngintip lo lagi mandi,,terus gue gak tahan ngeliat body lo,,", kata Eli.
"hhhh,,", aku tidak bisa menjawab karena aku masih lemas dan nafasku
masih tersengal-sengal. Eli mengeluarkan 2 jarinya yang berlumuran
cairanku dari vaginaku. Eli memeluk tubuhku untuk memegangiku agar aku
tidak jatuh ke lantai karena masih lemas. Sambil menunggu staminaku
kembali, Eli terus menciumi dari leherku hingga ke pundak kiriku dan
berganti menciumi leherku hingga ke pundak kananku.
Eli bagaikan kekasihku yang sangat mencintaiku dan sangat memuja-muja
tubuhku. Akhirnya tenagaku sudah kembali dan aku juga sudah bisa
mengatur nafasku kembali.
"gak apa-apa Li,,".
"lo gak marah May?".
"nggak apa-apa kok,,tapi kenapa lo tiba-tiba pengen ngegrepe gue,,Li?", tanyaku.
"tadi gue lagi nyari kamar mandi,,eh gue malah ketemunya kamar mandi yang ada elo nya,,".
"ckckck,,terus lo ngintip gue?".
"tadinya gue gak ada niat ngintip lo,,tapi pintu kamar mandinya tadi kebuka,,jadinya gue penasaran pengen liat ke dalem,,".
"oh iya,,tadi gue lupa ngunci pintu,,".
"untung cuma gue,,hehehe".
"huu,,dasar lo,,tapi lo tiba-tiba masuk bikin gue kaget aja..".
"maap deh,,May,,abisnya body lo kan montok tuh,,terus kena sabun,,jadi
mengkilap-kilap gitu,,seksi banget keliatannya,,", kata Eli memujiku.
"ah,,bisa aja lo Li,,".
"May,,boleh gak dilanjutin?".
"mmm...boleh deh,,tapi di kamar ya,,disini dingin,,Li", kataku.
"yaudah,,May,,mandi yang bener ya,,biar seger 'n wangi,,".
"iya,,iya,,". Lalu Eli keluar kamar mandi, sementara aku melanjutkan
mandi dengan membersihkan vaginaku. Setelah mandi, aku keluar dari kamar
mandi dan menuju ke ruang tamu untuk menemui Eli.
"wangi banget May,,", komentar Eli.
"thanks Li,,lo duluan aja ke kamar gue,,kamar gue yang itu", kataku sambil menunjuk ke arah kamarku.
"emang lo mau ngapain?".
"gue mau ngunci pintu dulu,,".
"oh,,ok,,jangan lama-lama ya May,,hehehe".
"huu,,dasar lo,,". Eli pergi ke kamarku dan aku mengunci pintu. Setelah
mengunci pintu dan menutup hordeng. Aku pergi menuju ke kamarku dan
ketika aku masuk ke dalam kamar, aku melihat Eli hanya tinggal memakai
boxer dan sedang duduk di tepi ranjang.
"buset Li,,udah buka baju aja lo,,hahaha".
"iya,,udah gak sabar,,".
"hahaha,,dodol lo,,", kataku sambil duduk di tepi ranjang bersama Eli.
"eh May,,kok lo mau sih,,?".
"oh,,udah lama gue gak gituan ma cowok,,".
"jadi lo udah gak perawan?".
"iya,,gue udah pernah ama mantan pertama gue,,".
"wah,,bandel lo May,,hahaha".
"ah udah ah,,lo mau mulai apa nggak?".
"oh iye.,oke,,oke,,". Eli mendekat ke arahku, dia merangkul tubuhku
yang hanya terbalut lilitan handuk agar lebih mendekat kepadanya.
Tubuhku sangat dekat kepadanya hingga aku bisa merasakan hembusan
nafasnya di wajahku. Eli mendekatkan wajahnya, mengangkat daguku, lalu
dia mulai menciumku. Dia melumat bibirku penuh nafsu, aku tak mau kalah,
aku lumat juga bibirnya malah aku memeluknya dengan erat sambil terus
melumat bibirnya, kami berciuman dengan sangat bernafsu bagai sepasang
kekasih yang sudah lama tak bertemu. Eli mulai mengeluarkan lidahnya dan
mengajakku untuk bermain lidah, aku menanggapinya sehingga lidah kami
saling membelit. Lama juga kami bercumbu, mungkin 3 menit, kami melepas
ciuman kami sehingga bisa terlihat air liur kami yang saling menyatu.
"beh,,May,,enak banget nyipok lo,,".
"lo juga jago banget Li,,". Tiba-tiba Eli membuka handukku dan melempar
handukku jauh-jauh dari tempat tidur sehingga terlihatlah tubuhku yang
montok oleh Eli.
"May,,body lo emang mantep
banget,,padet 'n montok,,", kata Eli karena kini, dia bisa melihat
tubuhku yang tidak tertutup oleh sehelai benangpun.
"ah,,curang lo,,masa gue ditelanjangin duluan..".
"abisnya,,gue pengen ngeliat body lo dari depan,,".
"dasar,,yaudah,,gue buka boxer lo yaa,,".
"tar dulu May,,gue pengen jilatin toket 'n memiaw lo dulu,,".
"Eli curang,,". Tanpa membalas perkataanku, Eli mendorong tubuhku
hingga aku tidur terlentang di kasur sementara kaki menggantung di tepi
ranjang. Eli mendekat ke payudaraku, dia remas-remas payudara kiriku dan
menjelajahi payudara kananku dengan lidahnya, di saat mengenai
putingku, aku pun langsung menggelinjang karena daerahku yang paling
sensitif setelah klitorisku adalah putingku, tapi Eli malah asik
menjilat, mengemut, menggigit pelan puting kananku, Eli juga
menyentil-nyentilkan lidahnya membuat aku semakin menggeliat-geliat
bagaikan cacing kepanasan.
Eli menaiki tubuhku tapi
tidak duduk di atas tubuhku melainkan hanya, ya bisa dibilang, duduk
melayang di atas tubuhku. Dia kini, melakukan hal yang dilakukannya
terhadap payudara kananku ke payudara kiriku, lalu dia mengemut kedua
putingku secara bergantian membuatku semakin cepat mencapai orgasme.
Ketika sekujur tubuhku dan kakiku menegang yang menandakan aku akan
orgasme, Eli malah menarik kepalanya menjauh dari kedua buah payudaraku.
"jangan orgasme dulu May,,". Aku sedikit kesal karena dia membuatku menahan orgasmeku.
"ah,,Eli,,tadi kan gue udah hampir tuh,,Eli nyebelin ah,,", kataku kesal.
"sory May,,gue pengen ngerasain cairan lo nyembur ke mulut gue,,".
"yaudah,,cepetan,,gak enak tau,,kalo gak jadi,,". Eli mengangkat
tubuhku dan menaruh tubuhku sehingga kakiku tidak tergantung di tepi
ranjang lagi melainkan tubuhku sudah berada di atas ranjang. Aku
langsung menekukkan kakiku dan melebarkan selebar mungkin sehingga
posisiku kini seperti orang yang akan melahirkan.
Eli mendekatkan kepalanya ke vaginaku, dia menjulurkan lidahnya dan mengenai klitorisku.
"ouummmhhh,,,", desahku ketika Eli menyentil-nyentil klitorisku.
"gile,,May,,wangi banget memiaw lo May,,".
"iya donk Li,,kan abis mandi,,jadi pasti wangi donk".
"gue jadi semangat jilatin memiaw lo,,". Eli pun mulai menggerakkan
lidahnya menyapu daerah sekitar vaginaku yang tak berbulu. Eli menjilati
bibir luar vaginaku dari bawah ke atas dan mengenai klitorisku sehingga
aku tidak bisa berbuat apa-apa selain menggeliat, mendesah, juga
berusaha untuk tidak menutup kakiku agar Eli bisa terus melakukan
aktivitasnya dengan leluasa. Eli membuka bibir vaginaku yang tadi
tertutup rapat, Eli langsung menyerbu lubang vaginaku dengan menjilati
sekitar lubang vaginaku lalu Eli memasukkan lidahnya ke dalam vaginaku
dan menjilati rongga dalam vaginaku. Lidahnya bergerak-gerak di dalam
vaginaku seperti cacing yang sedang kebingungan di dalam gua, aku sudah
tidak kuat menahan sehingga secara refleks, kedua kakiku menutup
sehingga kepala Eli terjepit di antara kedua pahaku.
"iyaaa Li,,,teruss Li !!!", desahku yang sebentar lagi akan orgasme.
Aliran listrik menjalar di sekujur tubuhku, tubuhku mengejang dan
akhirnya kulepas orgasme yang tadi sempat tertahan. Cairanku mengalir
keluar dari dalam vaginaku dan langsung disambut oleh Eli menggunakan
mulutnya. Dia seruput dan dia hisap cairanku hingga tak bersisa, Eli
masih menjilati bagian dalam vaginaku untuk mengais sisa-sisa cairanku.
Aku membuka kedua kakiku agar Eli bisa menarik kepalanya.
"enak banget May,,manis,,gurih,,", katanya sambil memutar-mutarkan lidahnya di sekitar mulutnya.
"ayo dong Li buka boxer lo,,gue penasaran pengen ngeliat burung lo,,".
"ok May,,tongkol gue juga udah gak sabar pengen ngeliat lo,,". Lalu Eli
turun dari ranjang dan menurunkan boxernya, aku kaget ketika melihat
penis Eli, besar dan panjang yang mengacung tegak ke arahku.
"waw,,Li,,gede banget,,".
"hehe,,iya donk,,". Eli meludahi kedua telapak tangannya lalu membaluri penisnya.
Eli naik ke atas tubuhku lagi, dia meletakkan penisnya di tengah-tengah payudaraku.
"ayo May,,jepit tongkol gue donk May,,".
"oke Li,,". Kataku sambil merapatkan kedua payudaraku, setelah penis
terjepit oleh kedua buah payudaraku, Eli menggerakkan penisnya maju
mundur.
"uuhh,,anget,,", desahnya sambil terus menggerakkan
penisnya. Lalu Eli menghentikan gerakkannya dan menarik keluar penisnya
dari himpitan payudaraku, kemudian Eli menyodorkan penisnya ke mulutku.
"ayo May,,jilatin tongkol gue donk,,biar ntar licin di dalem memiaw lo,,".
"oke Li,,", lalu aku mulai menjilati seluruh bagian penis Eli, mulai
dari pangkal penisnya sampai ke kepala penisnya. Aku terus menjilatinya
hingga penisnya berlumuran air liurku, setelah itu Eli langsung
berpindah ke bagian bawah tubuhku. Dia melebarkan kedua pahaku dan
menaruh penisnya di depan lubang vaginaku. Dengan perlahan, Eli mulai
mendorong masuk penisnya ke dalam vaginaku.
"mmhh,,", desahku pelan ketika setiap senti penis Eli menerobos masuk ke dalam vaginaku.
Eli mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur begitu penisnya sudah
tertanam di vaginaku. Eli begitu semangat memompa penisnya keluar masuk
vaginaku, sedangkan aku melingkarkan kakiku ke pinggangnya agar penisnya
masuk lebih dalam ke vaginaku. Setelah 5 menit, Eli mengangkat tubuhku
sehingga kami berdua sama-sama duduk, tapi Eli duduk di atas ranjang
sedangkan aku menduduki penis Eli. Aku memeluk kepala Eli sehingga
payudaraku menempel tepat di wajah Eli sementara Eli mendorong penisnya
ke atas sehingga payudaraku bergesekan dengan wajah Eli yang menimbulkan
sensasi tersendiri.
"oouhh,,ooohh,,", desahanku karena aku
mengalami orgasme, begitu juga dengan Eli yang sedang menunggu penisnya
selesai menyemburkan isinya. Penis Eli berhenti memuntahkan isinya
setelah 7x semburan, tapi aku bingung karena penis Eli yang masih di
dalam vaginaku tidak menyusut sedikitpun. Lalu Eli meletakkanku tidur
terlentang lagi di ranjang, kemudian dia mencabut penisnya dari vaginaku
sehingga cairanku yang bercampur dengan sperma Eli meleleh keluar dari
vaginaku dan membasahi kasur.
Eli mendorongku dari samping sehingga kini, aku tidur menyamping.
"May,,gue nyobain lobang pantat lo yee,,", katanya sambil menempelkan
penisnya di depan lubang pantatku. Aku tidak bisa berkata apa-apa
apalagi menolak karena aku masih lemas pasca orgasme. Eli mulai
mendorong penisnya masuk ke dalam anusku.
"uuhhh,,sempit banget
Eli", kata Eli sambil terus mendorong penisnya masuk ke dalam anusku
dengan susah payah. Biarpun penis Eli sudah terlumasi cairanku, tapi
tetap terasa sedikit pedih dan ngilu karena memang baru kali ini anusku
diinvasi oleh penis lelaki. Akhirnya, setelah beberapa detik penuh
penderitaan, penis Eli seluruhnya sudah tertancap di dalam anusku.
Untung Eli tidak langsung menggenjot anusku melainkan berdiam diri
dahulu agar aku terbiasa. Setengah menit kemudian, barulah Eli mulai
memompa penisnya, genjotan pertama sampai keempat masih terasa agak
pedih, tapi seterusnya lama kelamaan mulai terasa nikmatnya sehingga aku
mulai mendesah dan meminta Eli untuk mempercepat genjotannya.
Selama 9 menit aku disetubuhi oleh Eli dengan posisi menyamping. Lalu
Eli mengangkat tubuhku sehingga aku bertumpu pada kedua sikut dan
lututku. Eli mulai memompa penisnya lagi dan tangannya berpegangan pada
pinggangku, semakin membara hawa nafsu kami, tubuh kami menjadi
bermandikan keringat, tapi itu tidak terasa karena hawa nafsu yang
sedang menyerang kami. 6 menit, Eli mempercepat pompaannya dan tak lama
kemudian Eli menyemburkan spermanya ke dalam anusku, tapi aku sudah
terlebih dahulu orgasme 3 menit sebelum Eli menyemburkan spermanya ke
dalam anusku. Seperti tadi, meskipun sudah menyemburkan isinya, penis
Eli tidak bergeming alias tidak menyusut sedikitpun. Cairan vaginaku
menetes ke ranjang dan sebagian lagi ada yang meleleh keluar mengalir ke
pahaku. Setelah penisnya berhenti menyemprot, Eli langsung mencabut
penisnya dari anusku. Eli menyuruhku bangun, lalu gantian dia yang tidur
terlentang.
"ayo May,,jilatin tongkol gue,,".
Aku menjilati penisnya yang sudah beraroma macam-macam sesuai
perintahnya. Hanya 4 menit aku menjilatinya, penis Eli sudah memuntahkan
lahar putihnya ke dalam mulutku sebanyak 7x semburan, sama seperti
sebelumnya. Aku menelan semua sperma Eli yang gurih dan aku menjilati
lubang kencingnya yang membuat Eli menggelinjang, mungkin karena ngilu
dan geli. Akhirnya, aku merasa penis Eli semakin mengecil di dalam
mulutku. Aku beristirahat sambil menjilati penis serta kantung buah
zakar Eli.
"May,,udah May,,ngilu nih,,", katanya sambil terus menggelinjang.
"okeh,,okeh Li,,", kataku. Lalu aku tidur di sampingnya.
"Li,,lo pake obat kuat ya?".
"ah,,nggak kok,,kenapa emangnya?".
"kok bisa sih 3x orgasme tanpa nunggu dulu gitu?".
"ooh itu,,gue ngelmu,,".
"ngelmu ama siapa?".
"ama gurunya Fikar,,".
"gurunya Fikar?", tanyaku semakin kebingungan.
"iya,,pokoknya ada deh,,".
"wah,,berarti Fikar juga hebat kaya lo?".
"wah,,Fikar lebih parah,,bisa ampe 7 kali orgasme,,".
"wadoh,,kok lo bisa tau?".
"kan sebelum lulus dari padepokan ada ujian akhirnya juga,,".
"hahaha,,udah kayak sekolah aja,,terus ujian akhirnya kayak gimana?".
"ya gituan ma cewek lah,,".
"lho?ceweknya satu apa banyak?terus dapet dari mana?".
"ceweknya cuma satu,,gak dapet dari mana-mana,,kan ceweknya itu anaknya gurunya,,cantik banget lagi,,".
"wah,,ada-ada aja ya,,udah yuk Li,,tidur Li,,gue capek banget".
"ok,,yaudah,,tidur yuk", lalu kami tidur dengan saling berpelukan. Esok
paginya, aku bangun lebih dulu sehingga aku bisa menyiapkan sarapan dan
mandi untuk membersihkan noda sperma yang telah mengering di sekitar
vagina, anus, dan bibirku. Setelah keluar kamar mandi, Eli sudah bangun
dari tidurnya.
"eh,,Maya,,udah bangun duluan..".
"hehehe,,iya dong,,udah sana Li,,mandi terus sarapan,,udah gue bikinin tuh".
"wah,,makasih banget May,,tapi mandiin gue dong,,hehehe".
"yee,,enak aja,,mandi sendiri lo,,emangnya gue istri lo,,".
"hehehe,,kali aja gitu,,lo mau mandiin gue,,".
Setelah mandi, Eli menyusulku ke meja makan untuk sarapan.
"Li,,sebelum ke padepokan,,lo udah pernah gituan?".
"udah,,waktu itu,,pas ldks,,".
"ha?pas ldks? cerita donk,,".
"ok,,gini ceritanya,,".
(baca 'makna LDKS').
"wah,,parah,,jadi first time lo ama Zahrifa?".
"hehehe,,iya,,".
"abis itu ama Aini?".
"iya,,sejak kejadian itu,,gue jadi pengen belajar tentang sex,,terus gue bareng-bareng deh ama Fikar ke padepokan,,".
"oh gitu,,oh ya Li,,betulin mobil lo sana,,gue takut bokap ama nyokap gue tiba-tiba pulang,,".
"oke deh,,gue sekalian balik aja deh,,".
"ok,,ati-ati di jalan ya,,".
"thank's,,oh ya May,,kapan-kapan boleh lagi kan?hehehe,,".
"boleh,,boleh kok Li,,soalnya gue juga pengen lagi,,hehe".
"ok deh May,,ntar kalo ada waktu lagi,,gue hubungin lo,,".
"okey,,".
"dah,,".
"dah,,ati-ati ya Li,,".
"okeh,,". Lalu Eli memanggil 5 orang dari bengkel untuk mendorong
mobilnya ke bengkel. Aku beres-beres di rumah, mencuci piring kotor, dan
memasukkan sprei bekas tadi malam ke mesin cuci karena banyak noda
sperma dimana-mana. Aku juga menyemprotkan pengharum ruangan agar aroma
persenggamaan tadi malam bisa tersamarkan.
Sejam
kemudian, orangtuaku, kakakku, dan adikku pulang. Aku berpura-pura tidak
ada yang terjadi, untungnya keluargaku percaya. Aku menjadi sering
telpon dan sms-an dengan Eli untuk merencanakan kapan akan melakukannya
lagi. Tapi, sayangnya tidak ada waktu yang tepat. Hari Rabu datang juga,
hari dimana 26 melakukan gladi resik untuk wisuda. Setelah gladi resik,
Eli memberitaukanku lewat sms kalau dirumahnya sedang sepi. Aku setuju
ke rumahnya, tapi aku tidak mau terlihat oleh teman-teman jika aku
pulang berduaan saja dengan Eli jadi aku berjalan agak jauh setelah
keluar dari daerah Balai Sudirman lalu Eli datang dan aku pun langsung
naik ke dalam mobil Eli.
"emang pada kemana Li,,bokap ama nyokap lo?".
"pada pergi,,kakak gue juga lagi ke luar kota, 'n adek gue juga lagi jambore".
"ok,,sip dah kalo gitu". Lalu kami sampai juga di rumah Eli, ternyata di sekitar rumah sangat sepi.
"Li,,nih sekitar rumah lo emang sepi kayak gini?".
"iya May,,setiap hari emang sepi,,tapi aman banget,,".
"wah,,enak banget dong,,rumah lo,,adem pula,,".
"udah yuk May,,masuk,,ntar kalo keliatan orang,,cewek ama cowok beduaan di rumah yang sepi,,pasti pada curiga,,".
"yaudah,,yuk,,yuk,,". Lalu kami berdua masuk ke dalam setelah Eli
membuka pintu menggunakan kunci yang ada di bawah pot sebelah pintu
rumahnya. Begitu di dalam rumah dan Eli sudah menutup pintu, Eli
langsung memelukku dari belakang, dia tiup kuping kananku membuat bulu
kudukku berdiri karena terasa geli, lalu Eli menggigit daun telingaku
secara perlahan membuat sensasi yang gimana gitu.
"Li,,di kamar lo aja ah,,jangan disini,,", kataku sambil sedikit merasa geli karena Eli menjilati daun telingaku.
"ok May,,", karena tubuhku kecil, Eli dengan mudahnya menggendongku
menuju ke kamarnya. Sesampainya di kamar, Eli menurunkanku dan aku
langsung membuka pakaianku di hadapan Eli. Aku yakin Eli pasti sangat
bernafsu melihatku membuka bajuku karena aku membuka bajuku dengan
sedikit tarian erotis yang kupelajari dari ekskul detak.
Eli membuka matanya lebar-lebar ketika aku mulai membuka bhku
dilanjutkan dengan membuka celana dalamku, akhirnya aku benar-benar
telanjang bulat dihadapan Eli.
"ayo Li,,gue milik lo,,", kataku sambil menantangnya maju.
"wah,,jadi nantangin lo May,,ok kalo gitu,,", Eli langsung maju dan
memelukku erat. Dia mulai mencumbu dan melumat bibirku, setelah puas
mencumbuku, Eli menaruh tubuhku di atas ranjangnya lalu dia mulai
menciumi dan menjilati seluruh tubuhku mulai dari wajahku hingga ke
lututku.
"May,,gue bener-bener tegila-gila ama body lo".
"ah,,Eli bisa aja,,udah Li,,mulai yuk".
"as you wish,,", setelah itu kami mulai bersenggama bagaikan suami
istri yang tidak peduli dengan keadaan sekitar kami. Ronde pertama, Eli
menyiram rahimku dengan benihnya. Ronde kedua, giliran lubang anusku
yang disembur sperma oleh Eli. Lalu ronde ketiga, aku menghisap sari
pati dari penis Eli yaitu sperma yang gurih dan lezat.
Ketika aku sedang asik-asiknya menjilati sperma Eli yang masih tersisa di penis Eli, tiba-tiba ada suara orang lain.
"Eli,,Eli !!!".
"wadoh May,,kayaknya tuh suara kakak gue deh,,".
"aduh,,gimana nih Li?", kataku panik.
"lo ngumpet aja dulu,,May,,".
"dimana Li?".
"di kolong tempat tidur aja deh May,,sory banget".
"oh,,yaudah gak apa-apa deh,,". Aku langsung bergegas ke kolong tempat
tidur. Biarpun kolong tempat tidur Eli penuh debu, aku tidak keberatan,
daFaada ketauan oleh kakaknya Eli. Tubuh dan payudaraku yang basah
karena keringat tertekan dan menempel di lantai kolong tempat tidur Eli
yang penuh debu sehingga debu dan kotoran menempel di payudara serta di
seluruh tubuhku. Untungnya, tidak ada tikus atau kecoa, kalau ada dan
merayap di tubuhku atau masuk ke dalam vagina atau anusku kan bisa
repot. Entah kenapa, aku menjadi terangsang dalam keadaan begini, terasa
liar dan begitu menegangkan. Sambil memikirkan itu, aku bisa mendengar
percakapan antara Eli dengan kakaknya.
"eh,,Li,,lo ngapain pake boxer doang?".
"abisnye panas,,nah lo ngapain pulang ke rumah?", tanya Eli ke kakaknya.
"tiket pesawat gue ketinggalan,,".
"oh,,kayaknye ada di meja makan deh,,tadi gue liat". Beberapa menit kemudian, aku mendengar suara mereka lagi.
"udeh,,gue berangkat lagi yee,,kunci tuh pintu,,tadi gak dikunci,,untung gak ada maling,,".
"oh iye,,tadi gue lupa,,sip sip,,ati-ati lo".
"okeh,,". Lalu kudengar ada yang mengunci pintu dan kembali ke kamar.
"May,,udah aman,,". Aku keluar dari kolong tempat tidur.
"sory banget May,,badan lo jadi kotor gitu,,", kata Eli setelah melihat debu menempel di kedua payudaraku serta seluruh tubuhku
"ah,,udah Li gak apa-apa kok,,daFaada ketauan,,hehe,,".
"tapi badan lo yang sexy itu kan jadi kotor,,".
"oh iya ya,,badan gue jadi kotor gini,,".
"gue bersihin badan lo deh May,,hehehe,,".
"huu,,emang maunya,,yaudah deh gak apa-apa,,bersihin yang bener ya,,".
Lalu kami masuk ke dalam mandi untuk membersihkan tubuhku, tentu saja
setelah memandikanku, Eli mengerjaiku lagi.
Aku
tidak keberatan karena aku menyukai penis Eli yang bisa tahan berdiri
tegak sampai 3 kali menyemburkan sperma. Tapi, di permainan kami yang
kedua, Eli tidak menyiram rahimku dengan spermanya lagi karena takut aku
hamil, jadi dia menyemprotkan spermanya ke payudaraku. Seusai 3 ronde
seperti biasa, Eli menyabuni dan membersihkan tubuhku lagi. Setelah
selesai, kami berdua keluar dari kamar mandi lalu aku memakai pakaianku
lagi.
"Li,,burung lo hebat banget yee,,1 game bisa 3x nyemprot", kataku sambil terus memakai pakaianku lagi.
"berarti kalo ada 3 cewek bisa 9x nyemprot donk,,", tambahku.
"nggak,,tetep cuma 3x nyemprot May,,".
"oh,,gitu,,oh ya Li,,abis ini gue pulang ya,,".
"yah,,ko pulang,,gue masih pengen mesra-mesraan ama lo,,hehehe".
"gue juga sih,,tapi kapan-kapan aja ya,,soalnya takut dicariin ama ortu gue,,".
"oh,,oke deh,,gue anterin lo pulang yee,,".
"ok,,tapi jangan ampe di depan rumah gue ya,,takut ditanya-tanyain ama ortu gue".
"oke,,".
Setelah sudah berada di dekat rumahku, aku menyuruh Eli menghentikan mobilnya.
"Li,,ampe sini aja,,".
"ok May,,kapan-kapan lagi ya May,,".
"sip deh Li,,", lalu aku mencium bibir Eli.
"dah,,".
"dah,,Maya". Aku menutup pintu mobil Eli dan berjalan ke rumah,
sesampainya di rumah, aku melakukan hal-hal yang biasa kulakukan
sehingga keluargaku tidak pernah menyangka kalau aku baru saja melayani
lelaki yang bukan suamiku. Keesokan harinya, saatnya wisuda di Balai
Sudirman. Wisuda berjalan lancar hingga acara selesai. Aku berfoto-foto
dengan teman-temanku untuk merayakan kami yang tinggal melanjutkan ke
bangku kuliah. Ketika aku sedang mengobrol, ada sms masuk.
"May, Rifa ngajak gue ke vilanya,,trs gue blg gue mo ngajak lo 'n aini jg,dy blg blh,,".
"ko blh? pdhl gue 'n aini kn gk tlalu knal ma Rifa?", balasku lewat sms.
"pokony urusan guelah,,lo mo kn?".
"mau2,,kapan?".
"berangkat Jum'at sampe Senin,,".
"lama amat?".
"biar puas disono,,lo tau kn mksd gue?hehe".
"tau,,tau,,ok Li,,sip".
Setelah itu, aku jalan-jalan dengan teman-temanku. Hari Jum'at datang,
hari dimana aku akan bertemu 'korban' penis Eli yang lainnya. Eli
menjemput Aini, baru aku, dan terakhir Rifa dengan mobilnya. Di
perjalanan agar tidak terasa kaku, kami berempat mengobrol, ternyata
Rifa enak untuk diajak mengobrol sehingga aku, Aini, dan Rifa menjadi
akrab.
"Fa,,gue ntar gak diomelin ama Afid nih?", tanya Eli.
"nggak El,,Afid juga lagi pergi ke Bandung,,".
"oh,,oke kalo gitu deh,,". 3 jam kemudian, kami sampai di villa Rifa
yang sangat besar. Tapi, karena kami tadi berangkat jam 6 sore sehingga
kami sampai jam 9 malam, tentu saja kami capek sekali dan tidak ada niat
untuk bergumul dalam hawa nafsu.
"Fa,,disini gak ada siapa-siapa selain kita kan?", tanyaku.
"gak ada,,tadi udah gue suruh pulang semua,,yang jagain villa gue,,".
"ok,,kalo gitu kita bisa tidur dengan tenang,,", kata Aini.
"gimana kalo kita tidur bareng,,hehe", kata Eli.
"boleh juga,,", jawab Rifa.
"ok deh,,yuk tidur bareng", kataku. Lalu kami berempat menuju kamar
orangtua Rifa karena ranjangnya sangat besar, pas untuk kita berempat.
Aku dan Rifa tidur di samping kanan dan kiri Eli sementara Aini tidur
di sebelahku. Keesokan harinya, Rifa bangun terlebih dulu dan membuatkan
kami sarapan. Setelah sarapan, satu per satu dari kami agar segar.
"mulai yok,,burung gue udah kedinginan,,pengen ngumpet di memiaw lo betiga,,".
"yee,,dasar,,yauda deh,,boleh juga,,", kata Aini. Kami bertiga membuka
pakaian kami masing-masing dengan meliuk-liukkan badan kami layaknya
penari, Eli melihat kami membuka pakaian tanpa berkedip sedikit pun dan
kami bisa melihat penis Eli yang sudah berdiri tegak di balik boxernya.
Akhirnya, kami bertiga sudah telanjang di hadapan Eli.
"aduh,,kulitnya pada putih-putih,,", kataku agak malu.
"gak apa-apa kok May,,biarpun gak putih,,tapi body lo paling montok diantara kita", kata Rifa
"iya May,,toket lo aja paling gede diantara kita,,gue jadi gemes,,", kata Aini.
"iya,,gue juga", kata Rifa.
Mereka mendekatiku dan mulai meremas-remas kedua buah payudaraku.
"oi,,kok jadi Maya yang digrepe-grepe,,gue dianggurin begini?", protes Eli.
"iya,,iya,,", kata Rifa dan Aini.
"oh iya,,gimana kalo mulai dari sekarang kita nyebut diri kita Eli's Angels,,", kataku.
"boleh juga tuh,,", kata Rifa.
"ok Eli's Angels,,maju !!", kata Aini. Setelah itu kami berempat
melakukan pesta sex mulai dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam. Tentu
saja, kadang-kadang kami juga beristirahat untuk makan dan mandi. Untuk
menjaga agar kami tidak hamil, Eli selalu mengeluarkan spermanya di
payudara atau wajahku, Rifa, atau Aini karena kami percaya kalau sperma
bisa membuat kulit kami halus dan lembut, paling-paling Eli menyiram
vagina kami bertiga hanya sesekali. Hari itu kami tidak keluar vila sama
sekali karena asik bergumul dalam nafsu birahi. Jam 9 malam lewat 10,
kami sudah melanglang buana ke alam mimpi karena kami kecapean. Ternyata
ada yang melihat dan merekam semuanya karena keesokan siangnya ada
seorang bapak-bapak yang datang ke vila.
Dia berkata
kalau dia akan menyebarkan hasil rekamannya itu di internet jika dia
tidak diizinkan menyetubuhi aku, Aini, dan Rifa. Eli kebingungan
memikirkan apa yang harus dilakukan.
"gimana kalo kita ngadain
kontes aje Pak?", kata Eli ke bapak itu yang ternyata mantan penjaga
vila Rifa. Waktu itu, Rifa memecatnya karena pernah mengintip Rifa
sewaktu mandi.
"oh,,boleh,,boleh,,tapi saya hanya mau satu kontes,,yaitu tongkol siapa yang paling kuat,,".
"tapi,,".
"saya hanya mau kontes itu,,kalau tidak,,saya gak bakal pergi dari sini,,".
"ok kalo gitu,,kalo bapak kalah,,bapak harus nyerahin rekaman itu,,dan pergi dari sini".
"ok,,tapi kalau saya menang,,saya boleh tinggal dan boleh ngent*t ama nona-nona yang cantik ini,,".
"deal,,". Lalu bapak itu menjelaskan bagaimana caranya yaitu Eli dan
bapak itu memilih satu diantara kami bertiga. Vagina kami akan dijadikan
tempat kontes, jika Eli atau bapak itu klimaks terlebih dahulu maka
yang masih bertahan lah yang akan menang.
"kalo gitu,,saya milih non Rifa,,sudah lama saya ingin ngent*tin non Rifa,,".
"gue milih Aini deh,,", kata Eli.
"kalo gitu nona manis yang bohai satu ini jadi juri,,", katanya sambil
menepuk pantatku. Aku duduk di sofa sementara Rifa dan Aini mengambil
posisi dogystyle di depanku. Eli dan bapak itu mulai membuka celana
mereka masing-masing. Ternyata penis bapak itu besar, panjang, dan
berurat sama seperti Eli. Mereka mengambil posisi mereka masing-masing
dan sudah menanamkan penis mereka di dalam vagina Rifa dan Aini.
"yak,,mulai,,". Eli dan bapak itu mulai memompa penisnya masing-masing
dengan perlahan. 10 menit berlalu, aku melihat ekspresi wajah Rifa dan
Aini yang keliatan sangat keenakan karena itu aku menjadi terangsang
sendiri dan mulai memasukkan kedua jariku ke dalam vaginaku serta
mengelus-elus klitorisku. 25 menit berlalu, entah sudah berapa kali Aini
dan Rifa orgasme, begitu juga denganku, aku sudah tak bisa menghitung
berapa kali aku orgasme karena aku terus mengocok vaginaku.
Aku terus menerus orgasme sehingga cairanku yang mengalir dari vaginaku
membanjiri daerah selangkanganku dan juga membasahi sofa yang kududuki.
Setelah sudah menit ke 29, aku menghentikan aktivitasku karena
kecapean, aku tau kalau Eli sebenarnya sudah mengalami orgasme pada
menit ke 15, tapi Eli bisa menyembunyikan ekspresi wajahnya sehingga
tidak ketauan oleh bapak itu.
"aaahh,,,!!", tiba-tiba bapak itu
mendesah dan menunjukkan ekspresi keenakan yang menunjukkan kalau dia
sedang menanam benih di rahim Rifa. Eli menyusul menyemprotkan spermanya
ke dalam vagina Aini 1 menit kemudian.
"Eli menang,,", kataku.
"ternyata kamu kuat juga", kata bapak itu ke Eli. Eli dan bapak itu
mencabut penis mereka, ternyata penis bapak itu masih mengacung tegak
sama seperti Eli.
"sekarang,,nona manis,,tolong bersihkan
tongkol kami,,", katanya menunjukku. Aku membersihkan penis Eli sampai
bersih, begitu juga dengan penis bapak itu yang kulakukan dengan
terpaksa.
Setelah itu kontes kedua yaitu oral seks,
masih dengan peraturan dan cewek yang sama. Tapi kali ini Eli kalah
karena Eli memang tidak bisa menahan lama-lama jika dioral. Setelah
menyemprotkan spermanya di dalam mulut Rifa akhirnya penis bapak itu
melemas dan mengecil.
"nah,,sambil nunggu gimana kalo nona
manis jilatin memiaw teman-temannya,,". Aku menurut apa yang
diperintahkannya, Rifa dan Aini menduduki wajahku secara bergiliran
untuk membiarkanku menjilati sisa sperma yang ada di vagina mereka
sementara bapak itu menjilati vaginaku yang membuatku mengalami orgasme
lagi. Kontes ketiga dimulai setelah penis Eli dan bapak itu sudah bangun
lagi, tapi kali ini aku yang menjadi tempat kontesnya. Bapak itu tidur
terlentang, aku tiduran di atasnya dengan posisi telungkup, lalu dia
memasukkan penisnya ke dalam vaginaku disusul oleh Eli yang memasukkan
penisnya ke dalam anusku. Mereka mulai memompa penisnya secara
bersamaan. Kini, aku sedang dihimpit 2 lelaki yang sedang menggenjot
vagina dan anusku secara bersamaan, melihat hal ini, Rifa dan Aini sama
sepertiku tadi yaitu memainkan vagina mereka sendiri, bahkan mereka
saling menjilati vagina mereka.
Ternyata bapak itu sama seperti Eli, bisa 3x menyemprotkan sperma.
"Elihh,,menanghh", kataku pelan karena Eli menyemburkan spermanya ke
dalam anusku 15 detik setelah bapak itu menyemprotkan spermanya ke dalam
vaginaku. Akhirnya selesai juga setelah aku disetubuhi 2 lelaki
sekaligus selama kurang lebih 40 menit. Setelah semuanya sudah istirahat
dan tenang kembali, Rifa menjelaskan kalau bapak itu namanya Mang Cecep
dan dia sebenarnya tidak jahat.
"iya El,,jadi Mang Cecep ini,,gue yang ngundang,,biar jadi seru,,", kata Rifa.
"maaf ya nona-nona,,dan mas Eli kalau tadi saya berkata kasar", kata Mang Cecep.
"oh iya Mang,,gak apa-apa,,", kataku.
"tapi rekamannye?", tanya Eli.
"oh ini,,nih mas Eli,,saya bakar rekamannya", katanya sambil membakar
hpnya dan membuangnya ke luar lalu Mang Cecep kembali lagi ke dalam.
Setelah itu, aku, Eli, dan Aini jadi akrab dengan Mang Cecep dan setuju
untuk membolehkannya ikut dalam pesta. Dari jam 12 siang - jam 3 sore,
Aini yang melayani Mang Cecep, sementara aku dan Rifa melayani Eli, lalu
dari jam 3 sore - jam 6 sore, aku yang melayani Mang Cecep, dan dari
jam 6 sore - jam 9 malam giliran Rifa yang melayani Mang Cecep. Tapi,
jam 10 ke atas Eli dan Mang Cecep menyetubuhiku secara bersamaan hingga
jam 12 malam, sementara Rifa dan Aini sudah tertidur pulas, tapi tak
apa, aku malah senang jika disetubuhi 2 lelaki sekaligus karena terasa
lebih nikmat. Setelah puas menyetubuhiku, Eli dan Mang Cecep tidur di
sebelah kanan dan kiriku sambil mengemut putingku. Tadinya, aku tidak
bisa tidur karena kegelian tapi akhirnya aku pun bisa tidur juga. Esok
harinya, kami pulang ke Jakarta pada jam 10 pagi karena mobil Eli mau
dipakai ayahnya jam 1 siang. Kami berpamitan pada Mang Cecep, dan kami
pun berangkat dengan pengalaman pesta sex yang terjadi di vila Rifa.
Eli dan aku terus 'bermain' jika rumahku atau rumah Eli sedang kosong,
dan jika ada waktu yang lumayan panjang, aku, Eli, Rifa, dan Aini pasti
pergi ke vila Rifa untuk 'bermain' bersama dengan Mang Cecep.