November 3, 2013

Pesta Seks dengan Gadis SMU

 
Putri dan Desi

Hari sudah lewat pukul 12.00. Aku sedangbergegas untuk pergi makan siang ketika handphoneku berbunyi. Kulihatdi layar tampak sebuah nomor yang tidak aku kenal.

"Ya hallo.." sapaku.
"Pagi Pak Robert.. Ini Dian.. Masih ingat khan "
"Oh Dian.. Ya masih donk.."
"Pak sudah terima surat lamarannya?"
"Iya sudah.. Sekarang sedang diproses. Kamu sabar saja ya sayang.." jawabku sambil berjalan keluar ruangan kantorku.
"Tolong Dian ya Pak supaya diterima" pinta Dian di seberang sana.
"Beres Dian. Asal kamu ingat saja.. Apa yang saya suka dari kamu"
"Pasti Pak.. Saya tidak akan mengecewakan bapak. Segala perintah Pak Robert akan saya penuhi" Dian menjawab dengan antusias.

Bagi pembaca yang belum membaca kisahku sebelumnya, Dian ini adalahgadis salon yang pernah aku kencani. Mendengar suaranya di telponmembuat kenangan ketika aku menikmati tubuh mungilnya serta buahdadanya yang ranum kembali terbayang. Ahh mungkin nanti sehabis pulangkantor aku akan mampir di salonnya, pikirku.

Ketika aku hendak keluar kantor, kulihat Noni resepsionisku dilobby. Tampak cantik sekali dia hari itu, dengan blazer warna coklatdipadu dengan rok yang sewarna. Mungkin karena aku sedang ereksimembayangkan persetubuhanku dengan Dian, kuurungkan niatku untuk keluarkantor dan aku berbalik menuju ruangan kantorku kembali.

"Noni sebentar ke sini" perintahku lewat telpon.
"Ada.. Apa pakk.." jawabnya agak gugup
"Pokoknya sebentar ke sini. Cepat!!" perintahku lagi dengan suara agak kutinggikan.
"Babbaikk. Pak"

Mungkin dia sudah tahu apa yang akan terjadi pada dirinya sebentarlagi. Aku memang kadang memanggilnya ke ruanganku sekedar untukmemuaskan hasrat birahiku. Biasanya aku melakukannya sehabis jam kerja,ketika kantor telah sepi. Tapi terkadang aku memanggilnya untuk sekedarseks kilat agar dapat meredakan keteganganku, yang dapat membuatkonsentrasi kerjaku terganggu.

Nonipun tak lama telah muncul di ruanganku. Setelah kusuruhmengunci pintu, aku perintahkan dia untuk duduk di sofa tamu. Wajahnyayang cantik tampak pasrah dengan keadaan yang mengharuskan dia untukmenjadi sarana pelampiasan nafsu kelelakianku.

Kuelus-elus pundaknya, dan kukecup pipinya.

"Kamu sudah berani kurang ajar ya.. Bikin saya terangsang.. Kamu harus tanggung jawab!" kataku sambil menjambak rambutnya gemas.
"Ehh.." hanya itu erangan yang keluar dari mulut Noni ketikarambutnya kutarik, sehingga aku dapat leluasa menciumi bibirnya yangindah.

Tangankupun segera melucuti kancing bajunya. Kuturunkan ke bawahcup BHnya sehingga buah dada Noni mencuat keluar. Kujilati dengan ganasbuah dadanya yang membusung itu, sambil terkadang kuisap-isapputingnya. Nonipun kembali mengerang tertahan, seperti suara orangmenangis.

Sementara perutku sudah mulai keroncongan. Sambil terus menikmatibuah dada resepsionis cantikku ini, kulihat jam tangan Rolexku. Wahsudah jam 12.30, pantas aku sudah lapar, pikirku. Akupun ingincepat-cepat ejakulasi sehingga dapat segera pergi makan siang.

Segera aku berdiri agak menyamping menghadap Noni yang masih dudukdi sofa. Kubuka celanaku berikut celana dalamnya, sehingga kemaluankumelonjak keluar hampir mengenai wajahnya. Kurangkul kepala Noni dengantangan kiriku, sementara tangan kananku menyorongkan kemaluanku untukdihisapnya. Rasa hangat yang nikmat segera menjalar ditubuhku ketikakemaluanku menerobos mulutnya. Nonipun menghisapi kemaluan bosnyaseperti seorang budak seks yang patuh.

"Ya.. Begitu.. Pintar kamu.." kataku memujinya, saat kulihat kepalanya yang maju mundur mengulum kemaluanku.
"Mentang-mentang cantik sudah berani merangsang ya.. Ayo isapterus.. Yeeah you little slut.." racauku lagi sambil meremasirambutnya.

Beberapa saat kemudian kulihat lagi jam tanganku, sekarang sudahjam 12.45, sementara entah mengapa belum ada tanda-tanda ejakulasi akanaku alami. Mungkin karena terburu-buru, malah membuat ejakulasikusemakin lama. Sementara perutkupun semakin keroncongan.

Tak sabar, kutepis tangan Noni yang memegang kemaluanku. Lalu akubergeser sedikit sehingga tepat berada di hadapannya. Kupegang denganerat kedua belah pipinya, dan kugenjot kemaluanku ke dalam mulutnya.Semakin lama semakin cepat aku pompa mulut resepsionis ABGku ini sampaidiapun tersedak-sedak. Kucabut keluar sebentar kemaluanku, sehinggaNoni dapat mengambil nafas, lalu kembali kuhujamkan ke dalam ronggamulut dan kerongkongannya. Tampak air mata membasahi pipinya yang akupegang erat.

"Hek.. Hek.." terdengar suara Noni mengerang menahan desakan kemaluanku di mulutnya.
"Ha.. Ha.. Dasar ABG.. Suka kontol kamu ya.. Enak khan kontolbesar.. Pacarmu sudah jelek, kontolnya kecil pula.. Kasihan deh kamu"kataku melihat dia tersedak-sedak.

Kucabut kembali kemaluanku untuk memberinya waktu untuk mengambilnafas, dan kemudian kupompa kembali ke dalam mulutnya. Tak lama akumerasakan hampir mencapai orgasme. Kucabut kembali kemaluanku.

"Ayo sekarang hisap perlahan.. Yang lembut" perintahku.

Nonipun kembali dengan patuhnya menghisapi kemaluanku. Kali ini diayang memaju mundurkan kepalanya saat mulutnya disesaki oleh kemaluanku.Sementara tangannya memegang pangkal batangnya.

"Jangan pakai tangan!!" kataku. Nonipun dengan cepat seperti ketakutan melepaskan pegangannya.
"Lihat sini dong.. Gimana sih!!" tegurku ketika dia memejamkanmatanya ketika mengulum kemaluanku. Nonipun membuka matanya dan menatapke atas, ke arahku.

Rasa puas hinggap di sekujur tubuhku dapat mengerjai karyawancantik seperti Noni ini. Sambil berkacak pinggang kuperhatikan Nonidengan lembut menghisapi kemaluanku. Beberapa saat kemudian,ejakulasiku sudah tak tertahan lagi. Kupegang dengan erat kembalikepala Noni, dan kuhujamkan kemaluanku ke dalam kerongkongannya. Akutak mau spermaku membasahi pakaianku.

Kulirik jam tanganku. Jam 1.05 siang. Akupun bergegas membenahi pakaianku.

"Ayo cepat.. Cepat!!" perintahku pada Noni yang masih menyekabibirnya dengan tisu. Diapun segera membereskan BHnya dan menutup kancing bajunya. Kamipun keluar ruangan kantorku.

*****

Kuparkir mobil Mercy metalikku di basement sebuah mal yang takbegitu jauh dari kantorku. Beberapa waktu yang lalu sebuah bom meledakdi depan hotel tak jauh dari mal tersebut. Semoga saja kali ini takterjadi hal seperti itu.

Kubergegas menuju restoran steak kesukaanku. Setelah makan direstoran franchise dari Afrika Selatan itu, badankupun kembali segar.Pikirankupun kembali cerah, terlebih setelah aku sempat memuaskandahaga seksualku tadi di kantor. Akupun memutuskan jalan-jalan sejenakdi mal sebelum kembali ke kantor, sekalian untuk membeli HP keluaranterbaru.

Di salah satu lantai mal itu, banyak terdapat counter penjualanhandphone. Akupun mampir ke salah satu counter, dan mencoba salah satuHP terbaru. Salah satu kelebihan dari HP ini adalah video recordernyayang dapat merekam hingga 4 menit. Sedangkan punyaku hanya bisa standard saja, kurang lebih 10 detik. Kuputuskan untuk membeli HP ini,dan sementara petugas counter telpon itu mengurus pembelianku, kulihatdi counter sebelah, duduk dua orang gadis berseragam SMA. Mereka kadangmelirik ke arahku, dan yang seorang tersenyum ketika mata kami salingberadu pandang.

Kubalas senyum gadis tersebut. Dia berparas tidak terlalu cantik,tetapi cukup manis. Berambut panjang, dengan kulit sawo matang danbadan yang sexy. Badannya tampak sintal dibalut seragam putihabu-abunya. Tampak buah dadanya yang membusung menantang. Sementara

Temannya berparas cantik, berkulit putih, dengan badan yang jugasexy walaupun buah dadanya tidak sebesar gadis yang pertama. Sekilaswajahnya mirip dengan bintang sinetron remaja di televisi.

Sebenarnya aku tidak begitu "in the mood" untuk berkencan dengankedua gadis tersebut. Maklum, baru saja aku mencapai orgasme menggarapresepsionisku. Tapi ketika aku beranjak akan pulang dan melewatimereka, tiba-tiba saja kudengar seseorang bicara.

"Hey.. Oom.. Beliin kita pulsa dong..". Kutengok ternyata si gadis berkulit sawo matang itu yang bicara.
"Pulsa kita sudah habis Oom.. Tolong dong.. Oom baik deh" sambungnya lagi.
"Hus.." temannya yang cantik berkulit putih tampak sungkan dengan perkataan temannya.

Roknya yang agak mini memperlihatkan keindahan pahanya yang mulusberbulu halus. Dari celah baju seragamnya terlihat sekilas buah dadanyayang cukup besar terbungkus BH berwarna krem. Melihat pemandangan indahini, berubah pikiranku. Ingin rasanya aku berkencan dengan mereka,terutama si cantik berkulit putih ini.

"Kenalan dulu dong.." jawabku.

Mereka kemudian satu per satu memperkenalkan diri. Si gadisberkulit sawo matang bernama Desi, sedangkan temannya bernama Putri.Memang cocok dengan wajahnya yang cantik seperti seorang puteri. Akupunkemudian membelikan mereka pulsa isi ulang seperlunya. Mereka tampakgirang.

"Makasih ya Oom.. Si Putri sekarang bisa nelpon pacarnya lagi", kata Desi menggoda temannya.
"Iih.." Putri mencubit temannya itu sambil tertawa.

Memang dunia remaja itu menyenangkan. Mereka sangat ceria menikmatimasa mudanya, belum terlalu memikirkan hal-hal yang terlalu serius.Just having fun, mungkin itu motto mereka. Akupun membatalkan rencanakuuntuk kembali kekantor. Kuajak dua gadis SMA ini menemaniku jalan-jalandi mal tersebut.

"Oom beliin kita baju donk.". Kembali Desi merengek.

Memang si Desi ini lebih banyak omong, dan yang pasti lebih matredibandingkan dengan Putri. Tetapi karena tidak mungkin memisahkanmereka berdua, aku ikuti saja kemauannya. Semakin berhutang budi merekapadaku, semakin besar kesempatanku untuk menikmati tubuh belia mereka.

Selesai shopping, kuajak mereka ke sebuah cafe di mal tersebut.Maksudku agar kita dapat berbincang-bincang supaya lebih akrab. Kupesancoffee latte buatku dan mereka memesan soft drink serta tiramisu.Kamipun berbincang-bincang panjang lebar.
Mereka masing-masing berusia 18 tahun, dan kelas dua sebuah SMA negeri.Dua-duanya adalah anggota cheerleader sekolah tersebut. Desi mengakusedang tidak punya pacar, sedangkan Putri sudah punya seseorang. Desisering menggoda kalau Putri adalah bunga SMAnya. Banyak yangmengejar-ngejarnya untuk dijadikan pacar.

"Bohong tuh Oom.. Jangan percaya.." kata Putri sambil merengut lucu ke arah Desi.
"Oom sih percaya.. Habis kamu cantik sih.." jawabku.
"Mirip ini lho.. Siapa sih yang di TV itu.. Oom pernah nonton sinetronnya."
"Oh.. Masayu Anastasia.. Memang mirip kok Oom.." jawab Desi.
"Mungkin kembar.. Cuma yang satu jadi bintang sinetron.. Yang ini jadi bintang mal.."

Kamipun tertawa mendengar celetukkan Desi. Sampai-sampai beberapaorang di cafe tersebut menengok ke arah kami. Beberapa pria tampakmelihat dengan bernafsu kepada kedua gadis ini, terutama pada Putri.Sesudah bosan berada di cafe tersebut, kuajak mereka jalan-jalankeluar. Kamipun berjalan menuju tempat parkir di basement.

"Wow.., mobilnya keren banget Oom.. Sama kaya orangnya" kata Desi setelah kami sampai di mobilku.

Kubuka pintu mobilku dan Desipun duduk di kursi depan di sebelahku.Aku agak kecewa karena sebenarnya aku ingin Putri yang duduk di situ.Tak lama kamipun meluncur meninggalkan mal tersebut. Sesekali kuliriklewat kaca spionku, Putri yang sedang duduk dibelakang. Tampak diamenyadari kalau aku perhatikan, dan dia hanya tersenyum tersipu.

"Mau kemana nih?" tanyaku membuka percakapan setelah suasana hening sejenak.
"Terserah Oom aja deh" sahut Desi. Memang Desi ini kelihatannya lebih bandel dan berani.
"Oom capek nih.. Gimana kalau kita istirahat dulu di motel?"
"Desi sih Ok aja. Put, gimana loe?"
"Nggak ah.. Putri ada janji sama cowok Putri nih"

Aku sangat kecewa mendengarnya. Yang aku incar Putri, malah dapatnya Desi.

"Sebentar aja deh.. Kasihan khan Desi sendirian" kataku.
"Iya Put.. Gimana sih loe.. Gampang deh loe cari alasan aja" tukas Desi lebih lanjut.

Karena tidak ada jawaban dari Putri, kuanggap saja dia setuju untukmenemani Desi dan aku beristirahat di motel. Tak lama kami sudah sampaidi motel langgananku. Desi dan aku turun di garasi dan menuju kamar.

"Gue tunggu di mobil aja ya Des"
"Duh gimana sih.. Udah deh loe ikut aja. Di dalam loe diam aja juga nggak apa kok" jawab Desi.

Akhirnya kami bertiga masuk ke dalam kamar motel itu. Sepertibiasa, petugas motel datang untuk menarik pembayaran. Aku membook untuk6 jam seperti biasa.

Setelah petugas motel pergi aku merebahkan diriku di atas ranjang.Putri tampak duduk di kursi yang tersedia di pojok kamar. SementaraDesi pergi ke kamar kecil.

Setelah muncul kembali, Desi kemudian ikut rebahan di ranjangbersamaku. Kulingkarkan tanganku pada pundaknya dan kuelus-elus dia.Tak ada rotan akarpun jadi, pikirku. Toh Desi juga lumayan manis danbadannyapun sexy. Tak lama akupun sudah menciumi bibirnya sambiltanganku meraba-raba dadanya.

"Put.. Sini donk.. Nggak apa cowok loe nggak bakal tau " ajak Desi.
"Nggak ah.. Des.. Gimana sih gue ditungguin cowok gue nih" jawabnya sambil mengambil HP dari tas sekolahnya.
"Udah deh loe telpon aja.. Cari alasan apa kek"

Putri kemudian tampak menelpon pacarnya. Sayup-sayup kudengarsuaranya mengatakan kalau dia sedang ada tugas sekolah. Tak kudengarpercakapan selebihnya karena Desi sudah menciumiku penuh gairah.

Kubuka baju sekolah Desi dan sekalian kubuka pengait BHnya. Begitukuloloskan penutup dadanya, gumpalan daging kenyal Desi tampak begitumenggoda. Langsung kuciumi dan kujilati buah dada itu dengan rakus.Kuhisap-hisap putingnya sambil mataku menatap Putri yang tampaktermangu menyaksikan sahabatnya sedang aku gumuli.

Kubuka juga rok abu-abu Desi sehingga tampak celana dalamnya yangberwarna hitam berenda. Kusibakkan celana dalam itu, sehingga jarikudapat meraba bibir vaginanya. Desipun melenguh nikmat ketika jarikumenemukan klitorisnya. Sementara itu, mulutku masih dengan rakusmenikmati buah dada gadis SMA ini.

Desi yang sudah sangat bernafsu kemudian berbalik menindih tubuhku.Dengan cepat dia melucuti kancing kemejaku. Dihisapnya puting dadakusatu persatu, sementara tangannya melucuti celanaku.

"Desi buka dulu ya Oom" katanya sambil bangkit duduk dan membuka seluruh pakaianku.

Tak lama akupun tinggal bercelana dalam, dan tampak kepala kemaluanku mencuat keluar tak mampu tertampung di dalamnya.

"Ihh.. Besar sekali Oom.. Put.. Sini deh loe lihat.. Punya si Oomgede banget" kata Desi sambil mengelus-elus kemaluan dari balik celanadalamku.

Desipun kemudian membuka celana dalamku, dan kemaluanku yang sudahberontak tampak berdiri tegak menjulang dengan gagahnya dihadapan matakedua gadis remaja ini.

"Gila.. Gede banget.. Bikin Desi nafsu.." kata Desi sambil menundukkan kepalanya mulai menjilati kemaluanku.

Desi menjilati kemudian mengulum kemaluanku. Kulirik tampak Putrimelihat adegan ini dengan muka yang memerah, dan tangannya tampakmeraba-raba dadanya tanda dia mulai terangsang.

"Put.. Bantuin gue dong.." kata Desi sambil terus menghisapikemaluanku. Kuelus-elus rambutnya yang panjang itu. Kadang tangankuberpindah ke dadanya yang sekal dan kupermainkan puting susunya.
"Put.. Enak banget Put.." desah Desi lebih lanjut sambil diamenjilati kemaluanku. Putri tampak sudah tak bisa lagi menahan nafsunyamelihat sahabatnya sedang mengulum kemaluanku. Dia bangkit darikursinya dan berjalan ke arahku.

Putri merebahkan badannya di sampingku. Langsung kurengkuh wajahnyayang cantik dan kuciumi dengan penuh gairah. Tangankupun bergerilyamembuka kancing baju seragamnya. Dadanya yang putih bersih terbalut BHwarna krem sangat mengundang hasrat siapapun yang melihatnya. Tanpatunggu lebih lama lagi, aku langsung membuka BHnya. Buah dada Putripuntampak jelas di depan wajahku. Bentuknya yang padat dibalut olehkulitnya yang putih mulus membuatku gemas. Kuciumi dan kuhisap buahdadanya sambil sesekali kujilat puting susunya yang berwarna merahmuda.

"Sstt.. Hah.. Sstt.. Hah " Putri mendesis ketika buah dadanya yang ranum itu sedang kunikmati sepuas hati.

Sementara itu, Desi masih sibuk menjilati dan mengulum kemaluanku.Terkadang dihisapnya juga buah zakarku. Tatkala mulutnya memberikankepuasan padaku, tangannya tampak sibuk meremas-remas buah dadanyasendiri. Setelah aku puas menikmati buah dada Putri, kudorong sedikittubuhnya ke arah selangkanganku.

"Ayo isap punya Oom ya"

Tanpa menjawab, dia langsung menciumi dan menjilati pahaku.

"Nih Put.." kata Desi sambil mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya.

Tangan Putri yang halus memegang batang kemaluanku. Dipandangnyadengan gemas kemaluanku, kemudian dia menurunkan kepalanya dan mulaimenjilati kepala kemaluanku. Tak lama, dia sudah mengulum kemaluanku didalam mulutnya yang memberikan kenikmatan luar biasa padaku. Sementaramulutnya mengulum, tangannya mengocok-ngocok batang kemaluanku.

Setelah beberapa lama, diberikannya kembali kemaluanku pada Desi.Dengan sigap, Desipun kembali menghisapi kemaluanku lagi. Demikianberlangsung terus menerus. Secara bergantian Putri dan Desi menghisapkemaluanku. Tampak kemaluanku yang besar menyesaki mulut kedua gadispelajar belia ini.

Putri kemudian berdiri dan melepas pakaiannya. Tampak vaginanyabersih tak ditutupi rambut selembarpun. Dinaikinya tubuhku dantangannya mengarahkan kemaluanku pada liang vaginanya. Diturunkannyatubuhnya dan kemaluankupun mulai menerobos liang vaginanya yang sempit.

"Ooh.. Des.. Besar banget nih si Oom.. Ahh.." desah Putri ketikakemaluanku telah berhasil memasuki liang kemaluan gadis remaja ini.
"Tapi enak khan.." tanya Desi menggoda
"Iya sih.. Aduh.. Oh.. Sstt.. Hah.. Hah.." erangnya lagi ketika akumulai menggenjot vaginanya. Tanganku memegang pinggangnya sambil teruskupompa liang nikmat gadis cantik pelajar SMA ini.

Sementara Desi berpindah ke sampingku dan menyodorkan buah dadanyake mulutku. Dengan senang hati kunikmati buah dadanya yang besar itu.

"Oom.. Gimana Oom.. Enak khan ngentotin Putri?" tanya Desi menggoda.
"Dia jarang lho mau begini.. Oom beruntung banget" katanya lebih lanjut.

Putri masih meliuk-liukan tubuhnya. Akupun terus menggenjotvaginanya dari bawah, sambil sesekali tanganku meremasi buah dadanyayang berayun-ayun menggemaskan. Setelah bosan dengan posisi itu, akumembalikkan tubuh Putri sehingga kami berada pada posisi missionary.Kugenjot kemaluanku dalam vagina gadis belia ini, sambil mulutkumenciumi wajahnya.

"Ehmm.. Sstt.. Oom.. Enak.. Ohh" racau Putri ketika aku menyetubuhi tubuh mulusnya.
"Ayo isap puting Oom" perintahku. Putripun kemudian menghisap puting dadaku sementara aku terus memompa kemaluannya.

Tak lama tubuh Putripun mengejang, dan dia mengerang danmenggelinjang mendapatkan orgasmenya. Kutarik kemaluanku darivaginanya, dan kuciumi Desi yang berada di sebelahku. Kulepas celanadalamnya, lalu kuminta dia menungging membelakangiku. Dengan gaya doggystyle kusetubuhi Desi dari belakang.

"Aduh.. Oom.. Kuat banget.. Ohh.." erang Desi ketika aku memompa kemaluannya.

Kulihat Putri tampak lemas berbaring di ranjang menyaksikan persetubuhanku dengan Desi, sahabatnya.

"Oom.. Desi hampir sampai Oom.. Eh.. Eh.."

Tak lama tubuh Desipun menggelinjang mendapatkan orgasmenya. Masihkugenjot kemaluan gadis SMA ini, sambil sesekali kuremas buah dadanyayang bergoyang-goyang menantang. Aku merasakan sebentar lagi akanejakulasi. Tak lama akupun menarik kemaluanku dan menyemburkan spermakudi bongkahan pantat Desi yang bundar.

*****

"Makasih ya Oom" kata mereka ketika aku turunkan di halte busterdekat. Sebelumnya tak lupa kami bertukar no HP sehingga dapat kontaksewaktu-waktu.

Dengan perasaan puas dan bertambah muda, kubalikkan arah mobilku diputaran jalan. Karena hati sedang senang sehabis menyetubuhi dua gadisABG, kuberikan uang lima ribuan pada Mr. Cepek yang sedang mengaturjalan.

"Makasih banyak bos" serunya senang.

Kukebut mobilku pulang menuju apartemenku. Tiba-tiba kuingat kalauaku baru saja membeli HP baru. Mengapa tidak kupakai tadi untuk merekamadegan persetubuhanku. Well.. There is always next time, pikirku.

Lagu "So Good" nya Al Jarreau mendayu-dayu dalam mobilku. Lagu itu tepat sekali menggambarkan perasaanku saat itu. It is so damn good..

Paling HOT Saat ini