Saya,
Andry (bukan nama sebenarnya) adalah seorang pria berumur 35 tahun dan
telah berkeluarga, istri saya seumur dengan saya dan kami telah
dikaruniai 2 orang putra. Istri saya adalah anak ke 2 dari empat saudara
yang kebetulan semuanya wanita dan semuanya telah menikah serta
dikarunia putra-putri yang relatif masih kecil, diantara saudara-saudara
istri, saya cukup dekat dengan adik istri saya yang kurang lebih
berumur 34 tahun namanya Siska (bukan nama sebenarnya).
Keakraban
ini bermula dengan seringnya kami saling bertelepon dan makan siang
bersama pada saat jam kantor (tentunya kami saling menjaga rahasia ini),
dimana topik pembicaraan berkisar mengenai soal pekerjaan, rumah tangga
dan juga kadangkala masalah seks masing-masing.
Perlu
diketahui istri saya sangat kuno mengenai masalah seks, sedangkan Siska
sangat menyukai variasi dalam hal berhubungan seks dan juga terbuka
kalau berbicara mengenai seks, juga kebetulan dikeluarga istri saya dia
paling cantik dan sensual, sebagai ilustrasi tingginya kurang lebih 165
cm, kulit putih mulus, hidung mancung, bibir agak sedikit kelihatan
basah serta ukuran dada 34A.
Keakraban
ini dimulai sejak tahun 1996 dan berlangsung cukup lama dan pada tahun
1997 sekitar Juni, pembicaraan kami lebih banyak mengarah kepada masalah
rumah tangga, dimana dia cerita tentang suaminya yang jarang sekali
memperlihatkan perhatian, tanggung jawab kepada dia dan anak-anak,
bahkan dalam soal mencari nafkahpun Siska lebih banyak menghasilkan
daripada suaminya ditambah lagi sang suami terlalu banyak mulut alias
cerewet dan bertingkah laku seperti orang kaya saja. Menurut saya
kehidupan ekonomi keluarga Siska memang agak prihatin walaupun tidak
dapat dikatakan kekurangan, tetapi boleh dikatakan Siskalah yang
membanting tulang untuk menghidupi keluarganya. Disamping itu sang suami
dengan lenggang keluyuran dengan teman-temannya baik pada hari biasa
maupun hari minggu dan Siska pernah mengatakan kepada saya bahwa lebih
baik suaminya pergi keluar daripada di rumah, karena kalau dia dirumah
pusing sekali mendengarkan kecerewetannya.
Saya
menasihati dia agar sabar dan tabah menghadapi masalah ini, karena saya
seringkali juga menghadapi masalah yang kurang lebih sama dengannya
hanya saja penekanannya berbeda dengan kakaknya. Istri saya seringkali
ngambek yang tidak jelas sebabnya dan bilamana itu terjadi seringkali
saya tidak diajak berbicara lama sekali.
Akhirnya
Siska juga menceritakan keluhannya tentang masalah seks dengan
suaminya, dimana sang suami selalu minta jatah naik ranjang 2-3 kali
dalam seminggu, tetapi Siska dapat dikatakan hampir tidak pernah
merasakan apa yang namanya orgasme sejak menikah sampai sekarang, karena
sang suami lebih mementingkan kuantitas hubungan seks dibandingkan
kualitas.
Siska
juga menambahkan sang suami sangat kaku dan tidak pernah mau belajar
mengenai apa yang namanya foreplay, walaupun sudah sering saya pinjami
xxx film, jadi prinsip suaminya langsung colok dan selesai dan hal
itupun berlangsung tidak sampai 10 menit. Siska lalu bertanya kepada
saya, bagaimana hubungan saya dengan kakaknya dalam hal hubungan seks,
saya katakan kakak kamu kuno sekali dan selalu ingin hubungan seks itu
diselesaikan secepat mungkin, terbalik ya kata Siska.
Suatu
hari Siska telepon saya memberitahukan bahwa dia harus pergi ke Bali
ada tugas dari kantornya, dia menanyakan kepada saya apakah ada rencana
ke Bali juga, karena dia tahu kantor tempat saya bekerja punya juga
proyek industri di Bali, pada awalnya saya agak tidak berminat untuk
pergi ke Bali, soalnya memang tidak ada jadwal saya pergi ke sana. Namun
dengan pertimbangan kasihan juga kalau dia seorang wanita pergi
sendirian ditambah lagi 'kan dia adik istri saya jadi tidak akan ada
apa-apa, akhirnya saya mengiyakan untuk pergi dengan Siska.
Pada
hari yang ditentukan kita pergi ke Bali berangkat dari Jakarta 09.50,
pada saat tiba di Bali kami langsung menuju Hotel Four Season di kawasan
Jimbaran, hotel ini sangat bernuansa alam dan sangat romantis sekali
lingkungannya, pada saat menuju reception desk saya langsung menanyakan
reservasi atas nama saya dan petugas langsung memberikan saya 2 kunci
bungalow, pada saat itu Siska bertanya kepada saya, oh dua ya kuncinya,
saya bilang iya, soalnya saya takut lupa kalau berdekatan dengan wanita
apalagi ini di hotel, dia menambahkan ngapain bayar mahal-mahal satu
bungalow saja 'kan kita juga saudara pasti tidak akan terjadi apa-apa
kok, lalu akhirnya saya membatalkan kunci yang satu lagi, jadi kita
berdua share 1 bungalow.
Saat
menuju bungalow kami diantar dengan buggy car (kendaraan yang sering
dipakai di lapangan golf) mengingat jarak antara reception dengan
bungalow agak jauh, di dalam kendaraan ini saya melihat wajah Siska, ya
ampun cantik sekali dan hati saya mulai bergejolak, sesekali dia
melemparkan senyumnya kepada saya, pikiran saya, dasar suaminya tidak
tahu diuntung sudah dapat istri cantik dan penuh perhatian masih
disia-siakan.
Di
dalam bungalow kami merapikan barang dan pakaian kami saya menyiapkan
bahan meeting untuk besok, sementara dia juga mempersiapkan bahan
presentasi. Pada saat saya ingin menggantungkan jas saya tanpa sengaja
tangan saya menyentuh buah dadanya karena sama-sama ingin menggantungkan
baju masing-masing, saya langsung bilang sorry ya Sis betul saya tidak
sengaja, dia bilang sudah tidak apa-apa anggap saja kamu dapat rejeki.
Wow, wajahnya memerah tambah cantik dia.
Lalu
kita nonton TV bersama filmya up close and personal, pada saat ada
adegan ranjang saya bilang sama Siska wah kalau begini terus saya bisa
tidak tahan nih, lalu saya berniat beranjak dari ranjang mau keluar
kamar (kami menonton sambil setengah tiduran di ranjang), dia langsung
bilang mau kemana sini saja, tidak usah takut deh sambil menarik tangan
saya lembut sekali seakan memohon agar tetap di sisinya..., selanjutnya
kita cerita dan berandai-andai kalau dulu kita sudah saling ketemu dan
kalau kita berdua menikah dan sebagainya... Saya memberanikan diri
bicara, Sis kamu kok cantik dan anggun sih, Siska menyahut nah kan mulai
keluar rayuan gombalnya, sungguh kok sis saya tidak bohong, saya pegang
tangannya sambil mengelusnya, oww geli banget, Andry come on nanti saya
bisa lupa nih kalau kamu adalah suami kakak saya. Biarin saja kata
saya.
Perlahan
tapi pasti tangan saya mulai merayap ke pundaknya terus membelai
rambutnya tanpa disangka dia juga mulai sedikit memeluk saya sambil
membelai kepala dan rambut saya. Akhirnya saya kecup keningnya dia
bilang Andry kamu sungguh gentle sekali. Oh, indahnya kalau dulu kita
bisa menikah saya bilang, "Abis kamunya sih sudah punya pacar". Lalu
saya kecup juga bibirnya yang sensual, dia juga membalas kecupan saya
dengan agresif sekali dan saya memakluminya karena saya yakin dia tidak
pernah diperlakukan sehalus ini. Kami berciuman cukup lama dan saya
dengar nada nafasnya mulai tidak beraturan, tangan saya mulai merambat
ke daerah sekitar buah dadanya. Dia sedikit kaget dan menarik diri
walaupun mulut kami masih terus saling berciuman.
Kali
ini saya masukkan tangan saya langsung ke balik BH-nya, dia
menggelinjang. Saya mainkan putingya yang sudah mulai mengeras dan
perlahan saya buka kancing bajunya dengan tangan saya yang kanan,
setelah terbuka saya lepas BH-nya. Woww, betapa indah buah dadanya,
ukurannya kurang lebih mirip dengan istri saya namun putingnya masih
berwarna merah muda mungkin karena dia tidak pernah menyusui
putranya,Siska terhenyak sesaat sambil ngomong, "Andry kok jadibegini".
"Sis
saya suka ama kamu", terus dia menarik diri. Saya tidak mau berhenti
dan melepaskan kesempatan ini, langsung saya sambar lagi buah dadanya
kali ini dengan menggunakan lidah saya sapu bersih buah dada beserta
putingnya. Siska hanya mendesah-desah sambil tangannya mengusap-ngusap
kepala saya dan saya rasakan tubuhnya semakin menggelinjang kegelian dan
keringat mulai mengucur dari badannya yang harum dan putih halus.
Lidah
saya masih bermain diputingnya sambil menyedot-nyedot halus. Dia
semakin menggelinjang dan langsung membuka baju saya pada saat itu saya
juga membuka kancing roknya dan terlihat paha yang putih mulus nan
merangsang, kita sekarang masing-masing tinggal CD saja, tangannya mulai
membelai pundak dan badan saya, sementara itu lidah saya mulai turun ke
arah pangkal paha. Dia semakin menggelinjang, Oww Andry nikmat dan geli
sekali. Perlahan saya turunkan CD-nya, dia bilang "Andry jangan bilang
sama siapa-siapa ya terutama kakak saya"
"Saya
bilang emang saya gila kali, pakai bilang-bilang kalau kita...".
setelah CD-nya saya turunkan saya berusaha untuk menjilat clitorisnya
yang berwarna merah menantang. Pada awalnya dia tidak mau, katanya dia
belum pernah begituan, nah sekarang saatnya kamu mulai mencoba.
Lidah
saya langsung menari-nari di clitorisnya, dia meraung keras,
"Ohh...,Andry..., enaakk sekali..., saya..., saya tidak pernah merasakan
ini sebelumnya kamu pintar sekali sih...",. Kemudian saya jilat
clitoris dan lubang vaginanya, tidak berapa lama kemudian dia menjerit,
"Auuww saya keluar Andry Oohh nikmat sekali", dia bangkit lalu menarik
dengan keras CD-ku. Langsung dia sambar penis saya dan dilumatnya secara
hot dan agresif sekali. Terus terang istri saya tidak pernah mau
melakukan oral seks dengan saya, dia terus memainkan lidahnya dengan
lincah sementara tangan saya memainkan puting dan kelentitnya. Tiba-tiba
ia mengisap penis saya keras sekali ternyata dia orgasme lagi, dia
lepaskan penis saya, "Andry ayo dong masukin ke sini", sambil menunjuk
lubangnya. Perlahan saya tuntun penis saya masuk ke vaginanya, dia
terpejam saat penis saya masuk ke dalam vaginanya sambil dia tiduran dan
mendesah-desah. "Ohh Andry biasanya suami saya sudah selesai dan saya
belum merasakan apa-apa, tapi kini saya sudah dua kali keluar, kamu baru
saja mulai". Waktu itu kami bercinta sudah kurang lebih 30 menit sejak
dari awal kita bercumbu.
Sekarang
saya angkat ke dua kakinya ke atas lalu ditekuk, sehingga penetrasi
dapat lebih dalam lagi sambil saya sodok keluar masuk vaginanya. Dia
terpejam dan terus menggelinjang dan bertambah liar. Saya tidak pernah
menyangka orang seperti Siska yang lemah lembuh ternyata bisa liar di
ranjang. Dia menggelinjang terus tak karuan. "Ohh Andry saya keluar
lagi". Saya angkat perlahan penis saya dan kita berganti posisi duduk,
terus dia yang kini mengontrol jalannya permainan, dia mendesah sambil
terus menyebut, "Ohh Andry...,ohh Andry". Dia naik turun makin lama
makin kencang sambil sekali-kali menggoyangkan pantatnya, tangannya
memegang pundak saya keras sekali. "Iihh..., uuhh Andry saya keluar
lagi..., kamu kok kuat sekali...,come on Andry keluarin dong saya sudah
tidak tahan nih".
"Biar
saja", kata saya, "Saya mau bikin kamu keluar terus, kan kamu bilang
sama saya, bahwa kamu tidak pernah orgasme sama suami kamu sekarang saya
bikin kamu orgasme terus".
"Iya sih tapi ini betul-betul luar biasa Andry..., ohh betapa bahagianya saya kalau bisa setiap hari begini sama kamu".
"Ayo jangan ngaco ah, mana mungkin lagi", kata saya.
Saya bilang, "Sekarang saya mau mencoba doggy style".
"Apa tuh", katanya.
"Ya ampun kamu tidak tau".
"Tidak
tuh", katanya. Lalu saya pandu dia untuk menungging dan perlahan saya
masukkan penis saya ke vaginanya yang sudah banjir karena keluar terus,
pada saat penis saya sudah masuk sempurna mulailah saya tusuk keluar
masuk dan goyangan makin lama makin kencang. Dia berteriak dan
menggelinjang dan mengguncangkan tubuhnya. "Andry..., ampuun deh saya
keluar lagi nih". Waktu itu saya juga sudah mau keluar.
Saya bilang",Nanti kalau saya keluar maunya di mulut Siska".
"Ah jangan Siska belum pernah dan kayaknya jijik deh".
"Cobain dulu ya", akhirnya dia mengangguk.
Tiba
saatnya saya sudah mau orgasme saya cabut penis saya dan sambil dia
jongkok saya arahkan kepala penis saya ke mulutnya sambil tangan dia
mengocok-ngocok penis saya dengan sangat bernafsu. "Sis...", Ketika mau
keluar langsung penis saya dimasukkan ke dalam mulutnya tidak lama lagi.
"Creett..., creett..., crett..., creett", penuhlah mulut dia dengan
sperma saya sampai berceceran ke luar mulut dan jatuh di pipi dan buah
dadanya. Dia terus menjilati penis saya sampai semua sperma saya kering
saya tanya dia, "Gimana sis nikmat tidak rasanya".
Dia bilang, "Not bad".
Kita berdua tertidur sampai akhirnya kita bangun jam 21.30.
Siska
mengecup halus bibir saya, "Andry, thanks a lot..., saya benar-benar
puas sama apa yang kamu berikan kepada saya, walaupun ini hanya sekali
saja pernah terjadi dalam hidup saya".
No comments:
Post a Comment
Terimakasih