Namaku Cindy, seoarang wanita keturunan, berusia 27 tahun dan aku
memiliki seorang anak dari suami yang sangat kusayangi. Akan tetapi ada
satu sifat dari diriku yang tidak dapat kukendalikan, aku merasa bahwa
aku tidak dapat hidup dan bercinta hanya dengan satu laki-laki, aku
senang menggoda dan bercinta dengan laki-laki yang kuanggap menarik, dan
setelah itu meninggalkannya untuk kembali pada suamiku.
Agustus 1989
Dari
SMP aku sudah mulai merasakan kejanggalan ini, dan yang mendukung
sifatku ini adalah aku selalu dikelilingi oleh laki-laki yang menarik.
Pertama kali aku melakukan masturbasi adalah sewaktu aku berusia 13
tahun, aku suka memainkan puting buah dadaku dan klitorisku sambil
berimajinasi merasakan nikmatnya bercinta. Dan dari masturbasi seperti
ini, aku mendapatkan kepuasan yang membuatku mencapai orgasme.
Pacar
pertamaku waktu aku berusia 15 tahun adalah Rio, dia lebih tua 5 tahun
dari aku, dia sudah cukup berpengalaman dalam hal seks, karena dia tahu
aku suka berfantasi, maka dia sering mencium dan mengulum bibirku dengan
penuh birahi. Apabila kebetulan orangtuaku sedang pergi, kami sering
melakukan oral seks di kamarku atau di ruang tengah.
Aku
paling terangsang bila dia melumat putingku, menjilatinya sampai basah
dan tangan satunya memainkan klitorisku. Karena aku terangsang, maka
kuberanikan diri untuk memegang penisnya. Kurasakan benda itu semakin
mengeras dan mengeras. Kumasukkan tanganku ke dalam celananya, kubelai
buah zakarnya, pangkal penis dan kepalanya. Dia mengerang, ujung kepala
penisnya terasabasah, kumainkan dengan jari telunjukku, dia semakin
kencang mengulum putingku, dan aku pun mendesah nikmat. Kemaluanku mulai
berdenyut-denyut, cairan nikmat itu semakin banyak keluar dan aku
semakin tidak tahan.
Kudorong badan Rio sehingga posisiku
berada di atasnya, kutarik celananya dan kelihatanlah penisnya yang
keras, tegak menantang. Aku belum pernah melihat penis sebelumnya, oleh
karena itu aku cukup kaget, tetapi nafsuku untuk mengulum penis Rio
lebih besar daripada rasa kagetku. Kupegang pelan batang penisnya,
tanganku naik turun perlahan mengikuti irama erangan Rio, kubelai dan
kuciumi hingga puas. Rio menggelinjang keenakan. Kujilat dari pangkal ke
atas, kukulum dan kusedot-sedot perlahan, kumainkan dengan lidahku,
kugigit perlahan, erangan Rio semakin menjadi-jadi.
“Shh..,
Rio nggak tahan lagi, Cindy.. Rio mau keluar..!” katanya waktu itu.Aku
tidak dapat menjawab, karena mulutku sedang mengulum batang penisnya,
aku hanya mendesah, menjilat, menggigit dan menyedot. Kemaluanku kembali
berdenyut-denyut. Sambil mengulum penis Rio, kumainkan puting buah
dadaku bergantian dengan klitorisku. Aku pun sudah hampir mencapai
orgasme, kugeser posisi tubuhku hingga membentuk posisi 69, dan Rio
dengan cepatnya mejilatserta mengulum vaginaku.
“Ahh..,
Cindy.. Keluarkan punyamu Sayang.. Aku sudah nggak bisa nahan lebih lama
lagi, aku mau keluaarr.. Ouch.. ahh.. ahh.. ahh..!” erangan Rio dan
eranganku semakin kencang dan menyemburlah air mani dari penisnya di
dalam mulutku.Aku masih mengulum, menyedot dan menjilat sisa-sisa air
maninya, penis Rio berdenyut-denyut dan setiap kali kusedot, dia
menggelinjang. Rio juga mejilat-jilat kemaluanku dan mengulumnya.“Ohh..,
it feels so good..” batinku saat itu.
Aku pun tergeletak
di samping Rio sambil masih memainkan putingku yang basah terkena cairan
maninya, rasanya putingku masih mengeras dan masih minta untuk dikulum
dan dihisap, kemaluanku pun masih berdenyut-denyut, rasanya masih ada
yang mengganjal meminta untuk dilampiaskan. Akhirnya dalam posisi
telentang, tangan kananku kumainkan di kemaluanku dan tangan kiriku
memilin-milin putingku, kugesek-gesek dan kutekan tangan kananku di
kemaluanku semakin cepat dan cepat sambil memejamkan mata dan
membayangkan penis di dalam vaginaku.
Rio yang dari tadi
memperhatikanku mulai beringsut mendekatiku dan berbisik, “Mau aku bantu
sayang..? Biar kamu dapat kepuasan lebih..?”Aku hanya mendesah
mengiyakan dan mulai menjerit kecil saat Rio menggigit pelan putingku,
dimainkannya satu persatu. Dihisap pelan, dimainkan dengan lidah,
digigit, dijilat sampai akhirnya kemaluanku bertambah basah dan ada
sesuatu yang mendesak ingin mencapai puncak kenikmatan. Tubuhku
mengejang dan Rio semakin liar meremas kuat payudaraku. Aku terkulai dan
tercapai sudah keinginanku untuk mendapatkan multi orgasme.
Dua tahun kemudian.
Saat
ini aku sudah putus dengan Rio dan aku mempunyai seorang pacar yang
usianya jauh lebih tua dari aku, 9 tahun bedanya. Menurutku dia seorang
laki-laki yang cukup berpengalaman, terutama dalam hal seks, akan tetapi
dia menganggapku anak kecil yang sama sekali belum mengerti tentang
nikmatnya seks. Walaupun aku masih tetap perawan (dengan Rio aku hanya
melakukan oral), tetapiaku benar-benar ingin merasakan nikmatnya
berhubungan badan. Namanya Donnie, aku sangat menyukai tangannya yang
kekar dan pantatnya yang bulat berisi, entah mengapa, aku selalu
terangsang apabila melihat tangan yang kekar dan pantat yang berisi. Aku
ingin sekali dia menyetubuhiku, dan aku berpikir bagaimana caranya dia
tergoda olehku.
Waktu itu hari Minggu, dan kedua
orangtuaku sedang bepergian ke luar kota. Aku tinggal di rumah hanya
dengan pembantuku. Aku baru saja bangun tidur waktu kudengar pembantuku
menerima telpon dari Donnie, dan Donnie mengatakan bahwa dia akan tiba
di rumahku 10 menit lagi. Mungkin karena sudah beberapa hari ini
produksi hormonku meningkat, aku merasa terus-menerus terangsang dan
bernafsu sekali. Kuambil baju tidurku bewarna hitam yang berupa tank top
dengan belahan dada rendah dan transparan, sehingga memperlihatkan
payudaraku yang montok dan kenyal, putingku yang mengeras menonjol
keluar seperti sedang mempersiapkan diri untuk dikulum. Kuganti celana
dalamku dengan g-string warna hitam senada dengan atasannya. Kuoleskan
sedikit parfum kesukaan Donnie di belakang telinga dan belahan dadaku.
Aku
berpesan kepada pembantuku, apabila Donnie datang, suruh saja langsung
masuk ke kamarku, karena aku agak sedikit pusing. Aku kembali berbaring
di atas tempat tidur, menutup kembali selimutku dan berpura-pura tidur
sambil menunggu kedatangan Donnie. Tidak lama kemudian dia datang.
Setelah pembantuku menyampaikan pesanku, kudengar perlahan-lahan dia
masuk ke dalam kamarku. Bau harum menyegarkan dan merangsang datang dari
tubuhnya, dia duduk di pinggir ranjang sambil membelai kepalaku dan
membisikkan sesuatu di telingaku.“Hi, Honey.. Kata bibi kamu sakit..?
Pusing kenapa Sayang..?” katanya pelan dan manis sekali.Aku
menggelinjang dan membalikkan tubuhku menghadap dia. Sekilas sempat
kulihat dia menelan ludah karena pahanya tersenggol oleh payudaraku,
kusandarkan kepalaku di pahanya dan kutarik sedikit selimutku ke bawah,
sehingga dia dapat melihat jelas gundukan dua bukit putih dan kenyal
milikku. Kupeluk pinggangnya sehingga posisi wajahku menghadap ke perut
dan kemaluannya, lalu kemudian aku bangkit dan duduk di
pangkuannya.Kupeluk lehernya, kubisikkan di telinganya dengan desahan
nafasku yang hangat, “Aku pusing karena kamu nggak dateng-dateng..”
Donnie
membalas pelukanku dengan erat, diciuminya pundak dan leherku sambil
berbisik, “Mmmh, kamu sexy sekali, baumu sungguh merangsang, kamu tau
aku paling nggak bisa tahan kalo kamu pake parfum ini.. Nanti kalo aku
nggak tahan gimana..?”Aku mengeratkan pelukanku dan menempelkan
payudaraku ke dadanya sambil kugesek-gesekkan, kucium belakang
telinganya, kujilat lehernya.“Kalo nggak tahan, ya dikeluarin ajaa..
aahh..!”
Aku mengubah posisiku menjadi menghadap ke
arahnya dengan kedua kakiku menjepit pinggulnya. Kuremas rambutnya yang
hitam, semerbak wangi kelelakiannya membuat kemaluanku berdenyut-denyut.
Donnie mengangkatku dan menidurkanku di atas ranjang, dia menciumi
dadaku, membuka tali tank top-ku dengan mulutnya satu persatu,
menyembullah payudaraku. Dia mulai menghisap dan menjilat putingku,
sementara tangan yang satunya meremas payudaraku yang satunya.
“Ouch..,
Donnie.. aku paling terangsang kalo putingku dikerjain, aku bisa
lakukan apa saya yang kamu minta, asal jangan berhenti menjilat dan
menghisap putingku.. Ahh.. Ssshh..!”Donnie semakin bernafsu mendengar
kata-kata dan eranganku, kemaluannya sudah mulai mendesak dari
celananya, kurasakan hal itu dan aku pun tidak tahan untuk tidak
memegang kemaluannya. Kubuka resleting celananya dan kumasukkan tanganku
ke dalamnya, kurasakan cairan hangat di ujung kepala penisnya dan
hangat batangnya, dia mengerang nikmat sambil menggigit puting
payudaraku. Setelah itu dia menciumi seluruh tubuhku hingga aku
terangsang hebat.
Dia memang sangat berpengalaman dalam
hal ini, setelah itu aku berpindah ke depan kemaluannya dan mulailah aku
melakukan aksiku membuat lelaki tergila-gila. Kucium ujung penisnya,
kujilat cairan yang terasa gurih, kumasukkan kepala penisnya ke dalam
mulutku, kuhisap-hisap dan kumainkan dengan lidahku. Donnie masih
meremas dan memilin-milin putingku sambil mengerang nikmat, kumasukkan
lagi penisnya lebih dalam ke dalam mulutku sambil kukocok-kocok dengan
mulutku naik turun. Pertama perlahan, semakin lama semakin cepat. Donnie
semakin kuat meremas payudaraku dan kemudian dia menarikku ke atas
tubuhnya.
Donnie melepas celana dalamku dan aku duduk di
atas kemaluannya, kugesek-gesekkan vaginaku di atas penisnya sambil
menggoyang-goyangkan tubuhku dan meremas serta memainkan putingku. Aku
mengerang, dan Donnie tampaknya sudah sangat terangsang oleh gerakan
tubuhku. Dia duduk dan diangkatnya aku hingga penisnya berdiri dan siap
menusuk ke liang kemaluanku.Aku memeluknya dan membisikkan, “Honey, I’m
still virgin, so do it smoothly, because I want to feel the
excitement..”“Sure, sweetheart.. I’ll do this very, very gently so you
won’t forget this moment..”
Perlahan dia mulai memasukkan
batang penisnya, terasa sempit sekali dan terasa panas, akan tetapi
karena didorong oleh nafsuku yang sudah tidak tertahankan dan Donnie
melakukannya dengan sangat berhati-hati, lama kelamaan seluruh batang
penisnya telah masuk ke dalam liang vaginaku dan terasa nikmat sekali.
Ouch.., Donnie mulai menggerak-gerakkan pantatnya yang sexy dan aku
mulai menggoyang-goyangkan pinggulku. Cairan yang keluar dari kemaluanku
memang sangat membantu, terasa sempit, menjepit namun tidak sakit.
Donnie semakin cepat menggerakkan penisnya, maju dan mundur. Aahh,
rasanya tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata, terlalu nikmat untuk
diucapkan. Peluh membasahi kedua tubuh kami, hawa dingin yang keluar
dari AC sudah tidak dapat mendinginkan kami yang sedang dibakar gairah.
Sambil
menggoyangkan tubuhnya, Donnie kembali menghisap puting payudaraku dan
membuatku gila. Rasanya aku tidak ingin dia melepaskan hisapannya.
Kupeluk dia dan kujilat lehernya, kukulum bibirnya sambil mengerang
nikmat.Donnie membisikkan sesuatu padaku, “Rubah posisi yuk, sayang..
Aku yakin dengan posisi ini kamu bakalan ketagihan make love..”Donnie
kemudian mengangkat dan memutar tubuhku, sehingga aku membelakanginya,
dia melakukan dogie style yang pada saat itu aku belum pernah
membayangkan sampai kesitu.
Donnie kembali memasukkan
batang penisnya ke vaginaku dan maju mundur, dari perlahan hingga
semakin cepat. Pengalamanku kali ini luar biasa, belum pernah aku
merasakan kenikmatan yang seperti ini. Memang betul kata Donnie, ini
akan membuatku ketagihan. Semakin cepat Donniemenggerakkannya, semakin
aku terangsang dan merasakan sesuatu kenikmatan luar biasa yang berbeda
dengan yang kurasakan pada waktu masturbasi maupun oral.
Donnie
memelukku dari belakang, meremas payudaraku dan membisikkan, “Ahh.. aku
mau keluar.. kamu luar biasa, kamu bisa membuat aku begitu terangsang
dan aku nggak mau kehilangan kamu.. ahh.. ahh.. ahh..”Bersamaan dengan
keluarnya mani Donnie, aku pun merasakan yang sama, cairan hangat milik
Donnie membasahi vaginaku. Bau khas kejantanan itu menyetuh penciumanku.
Aku mengatakan bahwa aku tidak menyesal melakukan hal ini, karena ini
timbul dari keinginanku, tetapi Donnie mengatakan berulang kali bahwa
dia tidak mau kehilangan diriku.
Setahun kemudian.
Aku
berpisah dengan Donnie, karena aku tertarik dengan lelaki lain. Aku
tidak mau menghianati Donnie dengan melakukan affair, oleh karena itu
kuputuskan Donnie.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih