Kisah ini adalah kisah nyata yang terjadi di Yogyakarta pada tahun
1994. Aku yang waktu itu hobi dengan dunia breaker kuliah pada sebuah
PTN di kotaku. Saat ini aku di Jakarta dan bekerja di sebuah perusahaan
swasta.
-----------------------------
"Breakk!"
terdengar suara wanita dari pesawat 2 meteran yang ada di samping
tempat tidurku."Roger, everybody silent, please..""Silahkan digunakan
frequensinya mbak, stand by", menyahutlah sebuah suara merdu.."Hm.. mau
ngajak pergi operatornya aja, mau yah?. Aku tunggu di 147. 080 Mhz..,
stand by, cheerio.."Tanpa kusia-siakan lagi aku berucap.."Nett operator
stand by, cheerio.." dan kutuju frekuensi yang diminta oleh
pengundangku.
Setelah bertemu dan berkenalan, kami berdua
ngobrol cukup lama dan tak terasa 4 jam telah kami lalui dengan
cepatnya. Mawar, nama samaran yang cukup menarik.
"Mawar,
aku tuh orangnya romantis.. mau makan malam dengan cahaya lilin, musik
instrumental, dan setangkai mawar..?" kataku setelah sekian lama banyak
bicara.
"Okay, kalo gitu datang aja ke kostku besok malam, tapi ada syaratnya.."
"Apa..?" seruku
"Kamu harus datang dengan pakaian resmi, rapi, berdasi, dan setangkai mawar untukku. " sahutnya lagi.
"Okay, jam 7 malam aku datang. See u tomorrow.. bye.." sahutku sambil menutup pembicaraan kami.
Keesokan
malamnya, tepat pukul 06.30 malam dengan berpakaian yang sangat "wah",
dengan berjaket kupacu sepeda motorku menuju rumah kos Mawar yang telah
ditunjukannya. Sampailah sepeda motorku di sebuah mulut gang yang
dimaksud, selanjutnya aku harus mencari rumah di tepi kiri jalan yang
menyetel kaset Kenny G dengan keras seperti yang dijanjikannya. Tanpa
kesulitan yang berarti kutemukan rumah kos yang ditempatinya. Setelah
kumasukkan motorku ke halaman, kuketuk pintunya. Seorang wanita berumur
sekitar 25-an tahun dengan gaun malam potongan dengan rok panjang warna
biru yang menarik. Wajahnya biasa saja dengan kulit kehitaman. Tubuhnya
ramping dan berisi (belakangan kutahu ternyata dia anggota menwa di
kampusnya) dengan payudara yang tak terlalu menonjol (aku memang lebih
suka payudara yang tidak terlalu besar).
"Hallo selamat malam.." sapaku
"Hai Jalu, ayo masuk aja.." katanya sambil tersenyum manis.
"Ini buat kamu. " kataku seraya menyodorkan setangkai mawar yang kulindungi dari angin agar tidak rontok di balik jaketku.
"Wah.. cantik sekali.." jawabnya.
"Lho kok sepi sekali kos nya?" tanyaku sambil melepas jaketku.
"Iya,
dah pada diusir semua. Mau ditempatin sendiri sama yang punya rumah.
Tinggal aku sendirian. Yuk ke kamar aja, disini gak ada kursi dan
perabotan" katanya lagi.
Setelah masuk ke dalam kamarnya,
kulihat warna biru mendominasi kamar itu. Tembok, karpet, bahkan sprei
kasurnya pun berwarna biru, warna kesukaanku. Di tengah kamarnya yang
tidak begitu luas dan lampu yang warna biru 5 watt terdapat sebuah meja
kecil dengan dua piring makanan saling berhadapan, dan sebuah lilin yang
telah menyala diantaranya. Wow.. benar-benar romantis.. Setelah duduk
berhadapan, kami mulai makan malam sambil bercerita hal-hal yang lucu
tanpa membicarakan pribadi kami masing-masing seperti yang telah kami
sepakati sebelumnya.
Tanpa terasa 2 jam kami ngobrol dan
bercanda, memang kuakui dia orang yang supel dan humoris. Sampai pada
saat kami berdua diam karena kehabisan bahan pembicaraan. Mawar
mengambil kartu dan memainkannya, itupun tak berlangsung lama karena
kami bosan. Aku melirik jam dan kulihat jarum jam telah menunjukkan
angka 10. Masih terdengar lagu Kenny G dari tape yang terletak di sudut
kamarnya, saat itu kami sangat berdekatan. Akhirnya aku berdiri dan
kuajak dia berdansa. Kami terhanyut dalam alunan musik yang indah. Kami
saling berdekapan. Kutempelkan mulut dan hidungku ke lehernya yang
jenjang.
"Uhm.." kudengar gumam yang tak jelas dari bibirnya.
Entah
siapa yang memulai, bibir kami sudah saling berciuman dengan lembut,
mesra, dan panjang. Tanganku pun mengelus-elus punggungnya sehingga
membuatnya terangsang. Semakin lama bibir kami semakin buas berciuman.
Lidahku dan lidahnya saling menari dan berebut menyedot, badan kami
saling menempel seolah tak mau kehilangan jarak 1 centi pun. Aah..
nikmatnya berdansa sambil berciuman dan dengan diiringi musik indah yang
entah sudah berapa kali terputar (thanks mr. Kenny).
Tiba-tiba
dia menarik dasiku, melepasnya, kemudian melepas bajuku dan menciumi
dadaku. Uuh.. akupun melenguh kenikmatan. Sambil tetap memeluknya,
tangan kananku mulai melepas bajunya.. dan tersembullah dua tonjolan di
dadanya. Kuremas halus, dan mulai kuhisap putingnya. Dia menggelinjang
keenakan. Kuraba punggungnya dan kulepaskan kait bra-nya yang juga
berwarna biru, jadilah kami berdua bertelanjang dada sambil masih tetap
berdansa. Tanpa menyia-nyiakan kesempatan yang ada, langsung aku
pelorotkan rok panjangnya.. dan.. wow.. ternyata CD-nya biru juga..
Wah.. I love the blue.. Tiba-tiba kutersadar ada sesuatu yang melorot,
oh.. ternyata celanaku juga sudah melorot tanpa hambatan. Sungguh satu
hal yang menggairahkan berdansa hanya dengan menggunakan celana dalam
saja.
"Jalluu.." rintihnya saat kupegang gundukan di balik celana dalamnya.
Kuraba
dan kutekan. Hingga akhirnya tanganku masuk ke dalam celana dalamnya.
Kumainkan kloritisnya dan tangannya pun sudah masuk ke dalam celana
dalamku. Kami saling meraba, membelai, dan mempermainkan kemaluan. Ahh..
nikmat sekali. Lalu kudengar saxophone berirama cepat.. Oh.. kudorong
tubuh Mawar sehingga kami berdua jatuh di kasur. Kucium dan kujilati
tubuhnya. Bibir, tengkuk, kulumat kupingnya.., hingga turun ke bawah dan
kudapati 2 buah tonjolan di dada. Humff.. kulumat keduanya secara
bergantian, sementara tanganku tak lepas dari vaginanya.
Mawar
melenguh bagai orang kesetanan.. Kujilati terus tubuhnya, semakin turun
dan mendaratlah bibirku pada lubang kewanitaannya. Kulepaskan celana
dalamnya dan kubuang begitu saja. Hm.. bau sedap aroma khas wanita.
Secara tiba-tiba aku hentikan kegiatanku.
Mawar terbangun dan bertanya.."Kenapa berhenti Jalu? Kamu.."
Kututup
bibirnya dengan telunjukku. Dia diam, dan melihatku beranjak dari
kasur. Kuambil sebuah botol minyak wangi dari meja riasnya, kemudian
kucipratkan di vaginanya. Kembali bibirku melahap bukit mungil milik
Mawar. Dahsyat sekali rasanya, aroma wewangian itu membuatku lebih
tergila-gila. Kucium, kujilat, bahkan terkadang kugigit pelan
klitorisnya. Mawar yang tidak menyangka serangan mendadak itu tergelepar
tak berdaya. Tangannya mengobrak-abrik rambutku dengan ganasnya.
Kumasukkan jari tengahku dan kuputar di dalam vaginanya mencari titik
kenikmatan wanita sambil terus kujilati klitorisnya.
Tiba-tiba
kakinya mengejang, kepalaku dijepitnya dengan keras sehingga aku tidak
dapat bergerak lagi. Ow.. rupanya sang pembawa kenikmatan sudah tiba.
Setelah beberapa saat mengejang sambil terus kujilati dan kusodok dengan
jariku.
Mawar terkulai.. dan berbisik.., "Jal, Jalu.. udah, udah dulu dong.."
Akupun serta merta menghentikan kegiatanku dan berbaring di sampingnya.
"Ugh.. gila kamu Jalu" kata Mawar sambil mengecup bibirku. "Okay, sekarang giliranku yah.." katanya lagi.
Aku tersenyum dan kubiarkan dia duduk di atasku.
Tanpa
basa-basi dipegangnya kemaluanku kemudian dikocoknya perlahan. Kupikir
dia akan mencium bibirku terlebih dahulu, ternyata dugaanku salah. Dia
langsung melorot ke bawah dan menjilati bola kemaluanku. Ugh.. aku tidak
menyangka secepat itu. Dikulumnya bolaku sambil terus mengocok penisku
dengan lembut. Gila, kenikmatan dari sebuah serangan mendadak yang
dilancarkannya. Tanpa melepas penisku, dia terus menjilat bagian bawah
kemaluanku, bahkan sampai ke anusku. Ditusuknya anusku dengan lidahnya.
Terus terang akupun merem melek dibuatnya. Baru sekali ini aku merasakan
dioral sampai ke anusku, walaupun aku sudah sering saling mengoral
dengan pacar-pacarku. Sensasi lain datang saat dia menjilat antara anus
dan bola kemaluanku. Betul-betul nikmat ditambah dengan kocokan halus di
batang kemaluanku.
Jilatan Mawar kemudian menjalar sampai
ke batang dan humm.. masuklah batangku ke mulutnya. Lidahnya
menari-nari di atas kepala bazokaku. Tangannya menggerayangi dadaku dan
bibirku. Kuemut jarinya dan kusedot, rupanya itu membuat dia bereaksi.
Kocokan dengan mulut tanpa tangannya bertambah cepat dan sedotannya..
bukan main, seperti disedot vacuum cleaner. Setelah lima menit dalam
kuluman dan kocokan dengan tempo cepat yang konsisten, membuat
kemaluanku berdenyut cepat, Mawar merasakan hal itu dan datanglah
bantuan yaitu tangannya untuk mengocokku. Agghh, tak tahan aku dengan
permainannya dan menyemburlah cairan maniku di mulutnya. Mawar kaget dan
segera menarik mulutnya, sesaat dipandanginya cairan kental yang
meleleh di batang kemaluanku, kemudian dijilatinya kepala kemaluanku
dengan lembutnya.
"Hmm.. rasanya agak asin yah. Baru sekali ini aku merasakan air mani, ternyata enak juga" kata Mawar.
Akupun tersenyum dan menarik tubuhnya ke atasku. Kamipun tertawa dan saling berciuman.
Sambil
istirahat, kami ngobrol dan bercanda. Tapi itupun tak berlangsung lama.
Aku berbalik, dan langsung menjilati vaginanya dengan posisi 69. Ow..
kami kembali saling menjilat, dan mempermainkan kemaluan kami. Setelah
sekitar 15 menit kami ber-69, kutiduri dia dan kugesek-gesekkan
kemaluanku dia atas vaginanya.
"Ughh.. masukin Jal, sekarang, please.." teriak Mawar seakan tak sadar apa yang diucapkannya.
Ups.. aku terdiam
"Aku
belom pernah masukin kemaluanku.." bisikku. "Kalo hamil gimana?" sebuah
pertanyaan bodoh yang kuucapkan di saat-saat genting seperti itu.
"Udah
deh masukin aja, aku ga bakal nuntut kamu kawinin aku kok. Tenang aja,
semua aku tanggung deh resikonya" Mawar berkata sambil membimbing
kemaluanku memasuki liang kenikmatan surga dunia.
Setelah
masuk sedikit kepalaku, aku tekan pantatku dan.. bluuppp.. masuklah
semua batangku ke lubangnya. Oh.. ternyata dia sudah tidak perawan,
pikirku. Entah karena aku yang masih perjaka (karena selama ini hanya
oral dan petting dengan pacar-pacarku, tapi rajin sih nonton BF), atau
memang lubang Mawar yang masih sempit, kemaluanku serasa dipijit dan
disedot dengan kencang, wah enak sekalee. Perlahan aku gerakkan pantatku
maju mundur dengan gaya konvensional. Maju mundur, maju mundur.. begitu
seterusnya dengan tempo yang semakin lama semakin cepat. Selama 15
menit kami bergaya itu dan kupikir kuat juga nih cewek, oh yap pantes
aja, dia kan anak menwa.. kataku dalam hati. Kamipun lalu berguling,
giliran Mawar di atas. Dia berjongkok dan kemudian bergerak naik turun
membuat kemaluanku terasa seperti diurut.
"Oughh.." keras aku setengah berteriak.
Diapun lalu bergoyang kanan kiri sambil tetap naik turun.
Untung
aku tadi siang banyak istirahat di rumah sehingga staminaku tidak
terkuras dan kalah dalam meladeni Mawar. 20 menit dengan gaya itu
membuat dia basah oleh keringat yang bercucuran layaknya seorang pelari
marathon. Akupun kemudian mengambil inisiatif dengan mengajaknya untuk
posisi doggy style. Kuusapkan perlahan kepala kemaluanku dan kuhentakkan
dengan kasar ke dalam vaginanya. Mawar menjerit kaget atas perbuatanku.
"Terus Jal.. teruss.. hmmff.. enakk.."
Akupun semakin semangat dalam menggenjotnya, diapun membalas gerakanku dengan menggoyangkan ke kiri dan kanan.
Tiba tiba dia menjerit.., "Auww.. cepet Jal, yang keras".
Akupun mempercepat gerakanku dan terasa kemaluanku berdenyut..
"Mawar, aku hampir sampai.." aku berteriak tanpa menghentikan sodokanku.
"Iyah.. aku juga.. Tahan sebentar Jaluu.."
Heh.. hh.. napasku tersengal-sengal..
"Jalu, keluarin di dalam aja, gak pa pa.." teriak Mawar yang rupanya juga menahan kedatangan puncak kenikmatan itu.
Akupun
semakin bernafsu dan.. cret.. cret.. cret.. tumpah sudah maniku ke
dalam rahimnya. Tiba-tiba badan Mawar menggelinjang dan menegang..
"Aghh.." dia berteriak melepas cairan kenikmatannya.
Kamipun
mencapai orgasme pada waktu yang bersamaan. Tubuh kami berdua lunglai,
dan kamipun ambruk. Kami terdiam beberapa saat.. kemudian kukecup kening
dan bibirnya, dan kamipun berpelukan tanpa berkata-kata.
"Jalu, kamu bohong ya belum pernah ML?" tanya Mawar.
"Swear, belom.." kataku dengan jujur.
"Kok bisa kuat banget sih?"
"Siapa dulu gurunya..?" godaku sambil kembali melumat bibirnya.
"Weekk.." sahut Mawar sambil mencibirkan bibirnya.
Kamipun
beristirahat dan kembali melakukan ML berulang-ulang sampai matahari
pagi menerobos jendela kamar Mawar. Sungguh satu pengalaman pertama yang
tak mungkin kulupakan, dan mungkin sudah tidak bisa lagi aku ulangi.
Bayangkan saja kami melakukannya sebanyak 15 kali dalam semalam. (Ini
betulan lho, swear). Entah sekarang Mawar dimana. Setelah malam itu kami
melakukannya lagi 2 hari berikutnya, hanya saja sampai jam 1 malam.
Itupun kami melakukan 9 kali. Wow, sungguh suatu rekor melakukan ML yang
tak pernah tersamai olehku sampai saat ini.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih